Minahasa Utara, BAROMETERSULUT.COM –Kepemimpinan Joune Ganda dan Kevin William Lotulung di Kabupaten Minahasa Utara telah memasuki 100 hari.
Sejak dilantiknya 26Februari 2021 lalu sebagai Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda dan Kevin William Lotulung dikejutkan dengan sejumlah masalah yakni, kondisi keuangan daerah yang sangat memprihatinkan, hutang yang menumpuk, aset, kondisi kantor bupati yang kotor, sampai tidak adanya ruangan kerja untuk Wakil Bupati. Namun samua itu dapat tergantikan dengan beragam potensi kekayaan dan keindahan alam yang tidak dimiliki daerah lain, adat budaya yang masih dijaga sampai saat ini.
“Tuhan itu maha adil, ketika kita diperhadapkan dengan beban masalah, disaat yang bersamaan Tuhan membawa kita menyaksikan dan menikmati anugerah keindahan alam ciptaanNya. Saat ini banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, untuk itu saya dan pak Kevin bertekad untuk tancap gas menyelesaikan sederet permasalahan yang terjadi, tapi juga bersyukur dan bangga bisa menjadi pemimpin di bumi klabat yang memiliki keindahan lautnya, bawah lautnya, pantainya, pulaunya, gunungnya, hutannya, sungainya, dan ragam budayanya, sangat indah dan menyejukan hidup,” ungkap Bupati Joune Ganda didampingi Wakil Bupati Kevin William Lotulung.
Joune Ganda juga mengatakan, suksesnya kepemimpinan tidak hanya diukur oleh 100 hari memimpin, tetapi dengan mengevaluasi kehadiran dirinya bersama Wakil Bupati dalam kepemimpinan publik adalah sebuah nilai yang patut diperhitungkan.
Dirinya juga meyakini bahwa Kabupaten Minahasa Utara dapat menjadi Kabupaten yang unggul dan tangguh karena potensi dan kekayaan yang dimiliki.
“Kekayaan dan keindahan alam yang beragam, potensi strategisnya dalam dinamika ekonomi regional, dinamika kebudayaan masyarakatnya yang sehat, semua itu jika dieksplor maka Kabupaten ini dapat melakukan lompatan-lompatan kesejahteraan. Hal ini menjadi motivasi kami untuk makin giat bekerja,” kata Bupati yang berlatar belakang pengusaha ini.
Setelah melawati 100 hari kepemimpinan, dirinya berkerinduan untuk melakukan konsolidasi dengan semua elemen potensi politik, pemerintahan, ekonomi, dan kemasyarakatan untuk membentuk sebuah arak-arakan kebersamaan bermapalus menuju Minahasa Utara yang maju dan sejahtera.
“Bekerja bersama dengan ethos kerja keras membangun daerah yang fasung (cantik) dan dianugerahi beragam kekayaan ini, mari kita semua satukan tekad untuk lebih bekerja keras, kita harus bisa melakukan lompatan-lompatan kerja kreatif dan inovatif jangan kerja standart, kita harus bekerja lebih, kita barus memberi hasil lebih. Kita tidak akan maju, jika kita hanya sekedar bekerja dan bekerja sekedar,” tegasnya.
Ada tiga pekerjaan besar yang sedang dan akan dihadapi bersama pemerintah dan masayarakat di Minahasa Utara ketiganya adalah:
1. Minut Bangkit Ditengah Pandemi: Harus diakui selama setahun lebih terjadi stagnasi ekonomi akibat Pandemi Covid-19. Ekonomi Dunia, seperti tertetegun oleh serangan Covid-19, akibatnya juga sangat terasa hingga di Minahasa Utara yang beberapa kali terpapar dengan zona merah. Tanpa meremehkan sebaran dan akibat Covid-19, roda kehidupan harus tetap berputar.
Kita tidak bisa berdiam dan pasrah dalam tantangan zaman ini, kita tidak sekedar perlu makan tetapi kita tetap ingin hidup lebih baik walau di tengah tantangan pandemic Covid-19. Tentu saja kita tetap taat pada kehidupan normal baru dengan protokol kesehatan Covid-19, kita harus bersyukur karena zonasi Covid-19 di Minahasa Utara kini sudah masuk zona hijau dari sebelumnya zona orange, bahkan pernah zona merah. Data update akhir bulan Mei 2021, semua 10 kecamatan di Minahasa Utara zero penularan Covid-19 selama beberapa hari.
“Saya bertekad kondisi ini akan kita pertahankan terus tentu dengan ketaatan masyarakat pada Prokes Covid-19, kami berharap dengan trend zona hijau ini, roda perekonomian dan giat pembangunan di Minahasa Utara akan bergerak makin dinamis. Saya juga sangat bangga pada masyarakat Minahasa Utara yang memiliki disiplin dan ketaatan dalam melaksanakan Prokes terkait Covid-19,” jelasnya.
2. Optimalisasi KEK Likupang/DSP Likupang: Kawasan Ekonomi Khusus – KEK Likupang yang digagas Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE sungguh telah berbuah manis karena langsung direspon oleh Presiden Joko Widodo dengan penetapan Likupang sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP). Ini merupakan berkah tetapi juga momentum penting untuk Sulawesi Utara lebih khusus Minahasa Utara, optimalisasi DSP Likupang akan membentuk sebuah lokomotif ekonomi baru Sulawesi Utara. “
“Saya ingin Likupang menjadi icon kesejahteraan rakyat, oleh karena itu dengan berbagai fasilitas investasi yang disiapkan pemerintah pusat melalui lobby-lobby Bapak Gubernur Olly Dondokambey, kini Pemkab Minahasa Utara bersama berbagai potensi kemasayarakatan giat melakukan Eksplorasi Likupang, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno sendiri sudah memberi arahan langsung, Likupang harus dieksplorasi,” ucap Joune.
Kini kita giat mengeksplor beragam potensi pariwisata di Likupang. Spot-spot pariwisata di darat, di laut, di bawah laut, dan di udara terus kita eksplor secara simultan. Sarana dan prasarana di kawasan DSP Likupang kita pacu bersama, spot-spot wisata kita benahi, infrastruktur jalan, listrik, dan komunikasi kita perlengkapi. Untuk memotivasi para pekerja dan pelaku wisata, saya turun menyelam di Likupang menyaksikan keindahan alam bawah laut. Beberapa olahraga ekstrim yang berpotensi wisata sudah kita hadirkan di area DSP Likupang.
Melobby pemimpin di Jakarta telah menjadi proritas kami berdua, menemui sejumlah Menteri dan Dirjen serta Direksi BUMN sudah kami lakukan dan akan terus kami lakukan untuk makin memperlengkapi infrastruktur DSP Likupang.
3. Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Sehat: Semua potensi ekonomi serta momentum yang ada di Minahasa Utara yang telah saya tekuni selang 100 hari kepemimpinan tentu saja memerlukan dukungan pemerintahan yang kuat, dinamis, bersih, sehat, pro rakyat, dan pro masa depan.
“Saya dan Wakil Bupati sudah bertekad menjalankan pemerintahan yang bersih dan sehat untuk didedikasikan pada rakyat dan masa depan, tata kelola pemerintahan berkelanjutan harus didasari dengan tekad bersih dan sehat. Bersih juga berarti taat aturan dan tidak ada korupsi, sehat juga berarti pro rakyat dan masa depan, kami berdua kini sudah merasa lebih betah berada di kantor bupati, karena lingkungan kantor yang sudah makin tertata bersih,” kata Joune.
Selain itu tatakelola pemerintahan juga sudah berjalan relative makin baik dengan menerapkan prinsip reward and punishment secara dinamis.
Ketiga momentum tugas di atas menjadi sesuatu yang aktual di Minahasa Utara dan harus diisi dengan kerja-kerja kreatif inovatif, dan sekali lagi pro rakyat dan masa depan.
Kita ingin Minahasa Utara akan menjadi bahan perbincangan di berbagai lini massa karena lompatan-lompatanya perekonomiannya, karena potensi dan prestasinya.
“Dengan itu, saya berkeyakinan Minahasa Utara tiga hingga lima tahun ke depan akan jauh lebih maju dan menjadi salah satu titik penting dan menarik dalam peta perekonomian di Sulawesi Utara, dan di Kawasan Timur Indonesia,” kuncinya.
(Rls)