Jenderal Andika Perkasa “Calon Kuat” Jabat Panglima TNI

JAKARTA, BAROMETERSULUT.com- Nama Jenderal TNI Andika Perkasa disebut calon kuat pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan memasuki pensiun November2021 ini.

Jenderal TNI Andika Perkasa saat ini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Selain Andika, ada nama Kepala Staf Angkatan Laut dan Kepala Staf Angkatan Udara.

Namun, Nama Andika Perkasa disebut paling cocok menempati posisi tersebut.

Andika Perkasa dianggap lebih populis dan dekat dengan Jokowi.

Kendati begitu, ketiga kepala staf ini memiliki peluang sama, siapa saja bisa dipilih Presiden Jokowi

Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan berbicara mengenai calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurut Syarief Hasan, dari tiga Kepala Staf yang digadang-gadang akan menjadi Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, memiliki kinerja paling menonjol.

“Memang yang menonjol sekarang itu Pak Andika. Sangat menonjol sekali kinerja dan performanya,” kata Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/9/2021).

Wakil Ketua MPR RI itu menyebut ada sejumlah kinerja yang menonjol yang dilakukan Andika Perkasa sebagai KSAD.

Andika dinilai mampu meningkatkan skill prajurit, kemudian dia dinilai berhasil melakukan pembenahan SDM di lingkungan Angkatan Darat (AD).

“Sekalipun kepala staf yang lain melakukan hal yang sama, tapi memang Pak Andika perform sekali,” ucapnya.

Namun, Syarief menyatakan bahwa nama calon Panglima TNI yang akan diserahkan ke Komisi I DPR merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia berharap calon Panglima TNI yang diajukan Kepala Negara merupakan pilihan terbaik.

“Kita serahkan kepada presiden, mudah-mudahan yang terbaik lah yang diajukan bapak presiden,” katanya.

Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Imanuel Ebenezer atau Noel menilai tidak menutup kemungkinan pergantian Panglima akan dilakukan lebih cepat berbarengan dengan reshuffle kabinet.

“Pergantian Panglima TNI dan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden. Jadi tentunya Presiden yang memiliki kewenangan kapan dan siapa penggantinya,” kata Noel, Selasa (24/8/2021).

Menurut dia bursa terkuat calon Panglima TNI saat ini yakni Kepala Staf Angkata Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa.

Ia mengatakan dalam menentukan Calon Panglima TNI, Presiden memiliki banyak pertimbangan diantaranya keseimbangan matra dan usia pensiun.

Selain tentunya faktor kedekatan dengan presiden juga diperhitungkan.

Dari sisi popularitas dan kedekatan dengan Presiden, Jenderal Andika Perkasa memungkinkan untuk menjadi Panglima TNI setelah Hadi Tjahjanto.

“Kasad Andika Perkasa memang calon yang bagus. Apalagi beliau orang dekat Presiden,” katanya.

Hanya saja dari sisi keseimbangan matra dan usia pensiun kata Noel, Yudo Margono lebih memungkinkan.

Andika akan memasuki masa pensiun pada November-Desember 2022, yang artinya hanya akan menjabat kurang lebih satu tahun apabila terpilih sebagai Panglima TNI.

Sementara usia pensiun Yudo Margono satu tahun lebih lama dari Andika Perkasa.

Selain itu dari keseimbangan antar matra kata Noel, Panglima TNI nanti lebih condong ke Yudo Margono.

Baca juga:  Panglima TNI Gelar Entry Briefing Bersama Kepala Staf Angkatan

Setelah Panglima TNI sebelumnya dijabat Gatot Nurmantyo dari Angkatan Darat, lalu Hadi Tjahjanto dari Angkatan Udara, maka Yudo Margono yang berasal dari Angkatan Laut sangat memungkinkan untuk dipilih presiden.

Meskipun menurutnya, tidak ada keharusan bahwa Panglima TNI harus bergantian antar matra.

“Namun pergantian antar matra menjadi pertimbangan sesuai yang berlaku dalam UU Nomor 34/2004 tentang TNI, ” katanya.

Noel menilai dari sejumlah faktor tersebut, ia yakin Jokowi akan lebih mempertimbangkan keseimbangan antar matra dan usia pensiun, karena ke depan merupakan tahun politik.

“Bila memilih Yudo Margono sebagai Panglima tentu harus ada solusinya untuk Andika Perkasa, dan solusi yang terbaik menjadikan Andika Perkasa sebagai Kepala BIN,” pungkasnya.

Profil Jenderal TNI Andika Perkasa

Berikut profil KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:

Andika Perkasa lahir di Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 1964.

Dalam kehidupan pribadi, Andika Perkasa menikah Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono atau yang karib disapa Hetty.

Bila menilik nama belakangnya, awam akan menyambungkan sosok Hetty dengan salah satu jenderal purnawirawan Tanah Air.

Ya, Hetty adalah putri mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono.

AM Hendropriyono disebut sebagai ikon pasukan elite Kopassandha atau yang kini bernama Kopassus.

Dengan demikian, Andika Perkasa adalah menantu AM Hendropriyono.

Riwayat pendidikan Andika Perkasa

Selama bertugas menjadi prajurit TNI AD, Andika Perkasa banyak menghabiskan waktunya untuk pendidikan.

Dalam kurun waktu 2003 hingga 2011, ia berada di Washington DC, Amerika Serikat untuk memperoleh pendidikan militer.

Dilansir Kompas.com, Andika Perkasa pernah mengenyam pendidikan Strata 1 (S1) jurusan Ekonomi di dalam negeri.

Sementara gelar Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3), Andika Perkasa mendapatkannya saat melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat.

Andika Perkasa adalah lulusan dari The George Washington University, National Defense University, serta Harvard University.

Ia pun memiliki tiga gelar S2, yakni MA, MSc, dan MPhil, serta satu gelar S3 PhD.

Sementara di bidang kemiliteran, Andika Perkasa adalah lulusan Akademi Militer pada 1987.

Perjalanan karier Andika Perkasa

Masih dari Kompas.com, setelah lulus dari Akmil, Andika bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.

Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991).

Kemudian Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).

Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus.

Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya.

Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Baca juga:  Awal September,IWO Bakal Gelar Mubes

Pada 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat dan pangkatnya dinaikkan menjadi brigadir jenderal.

Dua hari setelah Jokowi dan wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla dilantik, Andika ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Pangkatnya naik menjadi mayor jenderal.

Dua tahun ia mengawal Presiden Jokowi, pada 2016 Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura.

Jabatan itu ia emban kurang lebih selama dua tahun.

Pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad).

Pangkatnya dinaikkan menjadi letnan jenderal.

Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Ia menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada pemilu gubernur Sumatera Utara.

Dilantik jadi KSAD pada 2018

Pada November 2018, Andika Perkasa diangkat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono.

Menurut Presiden, Andika adalah sosok yang komplet lantaran pengalamannya memimpin sejumlah satuan di TNI.

“Pak Andika pernah di Kopassus, pernah di Kodiklat, pernah jadi Pangdam, pernah jadi Komandan Paspampres, sebelumnya juga pernah di Penerangan TNI.”

“Saya kira tour of duty-nya komplet, semuanya komplet,” ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Presiden menyatakan tidak menjadikan angkatan sebagai faktor utama dalam memilih pimpinan tertinggi di matra TNI AD tersebut.

Diketahui, Andika adalah angkatan Akmil 1987 sehingga melewati beberapa perwira tinggi seniornya.

“Ini bukan masalah dari muda atau tua, ya. Sekali lagi, semua ada hitung-hitungannya.”

“Terutamanya, yaitu pengalaman, rekam jejak, khususnya pendidikan-pendidikan yang telah dijalani.”

“Semuanya itu kami lihat,” lanjut Jokowi.

Selain menjadi KSAD, Andika Perkasa juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada Agustus 2020.

Jadi calon kuat Panglima TNI

Sosok Andika Perkasa pun digadang-gadang sebagai calon kuat Panglima TNI menggantikan Hadi Tjahjanto yang akan pensiun pada akhir tahun.

Hal ini disampaikan pengamat militer, Aris Santoso sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP, Effendi Simbolon juga menyampaikan hal serupa.

Menurut Effendi, semua kepala staf TNI dari semua matra saat ini memiliki kesempatan sama untuk menjadi Panglima TNI.

Namun, ia menyebut, Jenderal Andika Perkasa memiliki peluang lebih untuk menjadi Panglima TNI berikutnya.

“Tapi kalau melihat dari kebutuhan TNI yang sangat mendesak di mana kita ingin konsolidasi kekuatan, memang dari tiga matra kepala staf yang sangat berpeluang dan punya kemampuan mumpuni ya Jenderal Andika Perkasa, Pak Kasad sekarang, walaupun kepala staf semua ini memenuhi persyaratan,” lanjutnya.

Meski demikian, penunjukkan calon Panglima TNI sepenuhnya diserahkan kembali Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki hak prerogatif.(**/abx)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *