Dukungan Wakil Wali Kota Kotamobagu Menguatkan Program Biokonversi Sampah Organik sebagai Solusi Lingkungan dan Ekonomi Masyarakat

KOTAMOBAGU —Program Biokonversi Sampah Organik Berbasis Pemberdayaan Masyarakat sebagai bagian dari 100 Hari Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kotamobagu bukan hanya menjadi solusi atas persoalan pengelolaan sampah organik, tetapi juga mendorong transformasi sosial, ekonomi, dan lingkungan secara menyeluruh dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Saat ini program telah memasuki tahapan awal dengan tema besar: “Inisiasi & Pendirian Fasilitas Dasar”, yang fokus pada penyiapan infrastruktur dasar, perencanaan program secara partisipatif, serta rintisan kegiatan awal kelompok masyarakat pengolah sampah organik. Tahapan ini akan menjadi fondasi penting bagi pengembangan model berkelanjutan ke depannya selama 5 tahun program berjalan.

*Transformasi Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat*

Program ini telah membuka ruang perubahan pola pikir, baik bagi pemerintah, masyarakat, maupun stakeholder lainnya dalam melihat pengolahan sampah sebagai kegiatan bernilai ekonomi dan ekologi. Masyarakat kini dilibatkan secara aktif melalui pendekatan partisipatif dalam setiap tahapan perencanaan dan pelaksanaan.

Melalui Inkubator Bisnis Biokonversi, kelompok pengolah yang akan dibentuk nantinya mengikuti proses pelatihan intensif. Disiapkan pula Laboratorium Pembelajaran Terbuka sebagai pusat edukasi yang akan melayani sekolah dan komunitas lokal.

Baca juga:  Menunjang Program MBG, Walikota Kotamobagu Hibahkan Sebidang Tanah

*Penguatan Ekonomi dan IKM Lokal*

Di bidang ekonomi, program mendorong munculnya IKM (Industri Kecil Menengah) baru berbasis biokonversi dengan sistem bisnis yang profesional dan akuntabel. Kelompok-kelompok masyarakat kini tidak hanya mengolah sampah, tetapi juga menghasilkan produk pakan ternak dan kompos organik bernilai jual tinggi.

Inisiatif ini telah menciptakan rantai nilai ekonomi baru di tingkat lokal dan memberikan peluang penghasilan tambahan bagi keluarga.

*Inovasi Ramah Lingkungan untuk Pertanian dan Peternakan*

Program ini menjawab masalah lingkungan dari hulu dengan cara mengelola sampah organik melalui metode biokonversi ramah lingkungan. Produk turunannya seperti pakan alternatif dan kompos padat bersertifikasi yang akan menjadi solusi ekonomis dan efisien bagi petani dan peternak tradisional di wilayah Kota Kotamobagu.

Dengan penggunaan bahan organik lokal, masyarakat kini memiliki akses terhadap input pertanian dan peternakan yang lebih murah, berkualitas, dan berkelanjutan.

Baca juga:  Sukseskan Konferwil Ansor Sulut ke-XIII, Weny Gaib : Permohonan Maaf Selama 8 Tahun Kepemimpinan

*Dukungan Pemerintah Kota Kotamobagu*

Wakil Wali Kota Kotamobagu, Rendy Virgiawan Mangkat, SH., MH, menyampaikan apresiasinya atas sinergi antara Pemerintah Kota Kotamobagu dengan NGO Pusat Pendidikan Mondowana.

“Program Biokonversi Sampah Organik selain mengatasi masalah sampah di Kota Kotamobagu juga menyentuh pemberdayaan masyarakat, di mana melibatkan warga untuk menjadi pelaku, memberikan kesadaran tentang nilai sampah organik, dan memberikan dampak ekonomi,” ujar beliau.

Program ini, lanjutnya, merupakan salah satu prioritas nyata dari komitmen 100 Hari Pemerintahan Kota Kotamobagu kini terus diperluas implementasinya bersama mitra strategis.

Pemerintah Kota Kotamobagu mengajak seluruh elemen masyarakat, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk terlibat dalam gerakan kolaboratif ini. Di tahun-tahun mendatang, program akan diperluas ke fase penguatan, replikasi, dan integrasi lintas sektor untuk menciptakan model pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.

Yuk! baca berita menarik lainnya dari BAROMETER SULU di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *