JAKARTA, BAROMETERSULUT.com – Indonesia berada di garis cincin api Pasifik sehingga rawan dilanda bencana, mulai dari letusan gunung api, gempa bumi, banjir, longsor hingga tsunami.
Selain bencana alam, bencana akibat kelalaian manusia (human error) dan technical error juga tak jarang terjadi seperti kecelakaan pesawat terbang, angkutan darat, kapal laut, kecelakaan kerja di pertambangan, kebakaran hutan, dan bencana lainnya.

Kehadiran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) dimaksudkan untuk menanggulangi terjadinya bencana di tanah air.
Namun, kedua institusi bentukan pemerintah itu dirasa belum cukup sehingga partisipasi masyarakat seperti yang sudah berjalan juga sangat diperlukan.
Untuk itulah sejumlah tokoh Kawanua, khususnya yang berada di Jakarta dan sekitarnya, merasa terpanggil membentuk Kawanua Rescue Indonesia (KRI). Sesuai namanya, organisasi kemasyarakatan ini mengkhususkan diri melakukan kegiatan di seputar upaya penyelamatan bagi masyarakat yang terkena bencana di tanah air.
KRI dideklarasikan di Jakarta, Sabtu (24/10/2020), di aula Sekolah Tinggi Ilmu Maritim (Stimar), di kawasan kampus AMI-ASMI Pulomas oleh Ketua Umum, Drs. Max Ruland Boseke, MM, M.Sc, yang sebelumnya menjabat Sekretaris Utama Basarnas (2009- 2015).
Menurut Boseke, kehadiran KRI merupakan bukti nyata kepedulian warga
Gubernur Sulawesi Utara duduk sebagai Pelindung bersama Kepala BNPB dan Kepala Basarnas.
Dalam kegiatannya nanti, jelas Boseke, para relawan yang direkrut KRI akan terjun langsung melakukan pertolongan di lokasi bencana.
“Untuk awal, kegiatan yang dilakukan berada pada fase tanggap darurat, yaitu evakuasi korban, dapur umum dan trauma healing,” kata Boseke.
Ditambahkan Boseke, KRI juga telah menjalin kerjasama dan bersinergi dengan BNPB dan Basarnas. Selain secara bersama-sama terjun ke lapangan, sinergitas KRI dengan BNPB dan Basarnas tersebut adalah mendidik potensi-potensi SAR dari para pemuda di seluruh Indonesia.
Pada awalnya, KRI baru melakukan kegiatan di wilayah Jabodetabek dan daerah terdekat yaitu Jawa Barat dan Banten. Ke depan, direncakan KRI akan dibentuk di seluruh wilayah Nusantara secara bertahap.
Deklarasi KRI yang berlangsung dengan mematuhi protokol kesehatan ini, juga diisi demo sederhana dengan perahu karet dari sejumlah taruna Stimar “AMI” Jakarta
Kawanua untuk melakukan kegiatan-kegiatan di bidang kemanusiaan, khususnya terkait bencana.
Nama-nama tokoh Kawanua yang ikut menggawangi KRI antara lain, Drs. Theo Sambuaga, Irjen Pol (Purn) Dr. Ronny F. Sompie, SH, MH., Irjen Pol (Purn) Dr. Benny J. Mamoto, SH, M.Si, Laksda TNI (Purn) Willem Rampangile, Laksda TNI (Purn) Desi Albert Mamahit, M.Sc, , Benny Rhamdani, Angelica Tengker dan Dr. Capt. Djemmy R. Sumakud, MH, MM, MBA, M.Mar.
Mendampingi Ketua Umum Max Boseke, terdapat nama-nama Pricylia Elviera Rondo, SS, sebagai Sekretaris Umum, dan Lisye Sumakud SInulingga, SH, MH, sebagai Bendahara Umum.(*/yayi)