MANADO,Barometersulut.com-Guna memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) serta menjaga dan melestarikan budaya Indonesia, Komando Daerah Militer (Kodam) XIII/Merdeka melaksanakan tari “Gemu Famire”,Selasa (4/9/2018) di Jembatan Soekarno, Manado.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Panglima Kodam (Pangdam) XIII/Merdeka Mayjen TNI Tiopan Aritonang dan diikuti oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XIII/Merdeka Linda Tiopan Aritonang serta ribuan para peserta.
Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Tiopan Aritonang dalam sambutannya menyampaikan
bahwa acara pemecahan Rekor MURI Tari “Gemu Famire” untuk Memperingati HUT ke-73 TNI,
selaku Pangdam XIII/Merdeka, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada seluruh hadirin sekalian yang telah berpartisipasi, baik sebagai peserta maupun sebagai pendukung kegiatan ini.
Dia menjelaskan bahwa
lagu “Gemu Famire” yang viral dan mendunia sejak tahun 2012 ini dikenalkan oleh seorang Pemuda Indonesia dari Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Frans Cornelis Dian Bunda, atau lebih dikenal dengan sebutan Nyong Franco yang patut di banggakan.”karya besar seorang pemuda Indonesia yang merupakan kearifan lokal, buah dari kecintaan kepada tradisi dan budaya lokal yang merupakan cikal bakal budaya nasional, mengenalkan situasi perjalanan dari Maumere ke Kota Ende.”tandasnya sambil menegaskan bahwa upaya pemecahan Rekor MURI Tari
“Gemu Famire” ini adalah juga perwujudan dari kemanunggalan TNI dengan Rakyat, untuk menunjukkan bahwa TNI dapat eksis karena Rakyat Indonesia men- dukungnya.
Pada kesempatan ketika diwawancarai Barometersulut.com Pangdam yang akrab di panggil Tiopan itu mengatakan kegiatan ini wujud nyata pelestarian budaya dan kearifan lokal dan menjadi salah satu media pemersatu seluruh komponen masyarakat di wilayah Kodam XIII/Merdeka khususnya warga Sulut. “Inilah esensi yang nyata dan sungguh dari kemanunggalan TNI dan rakyat serta sinergitas TNI dengan seluruh
Komponen bangsa.”ungkap Tiopan.
Sementara itu Kapendam XIII/Merdeka Letkol Inf Muhammad Thohir kepada Barometersulut.com mengatakan bahwa tari Gemu famire yg di masyaratkan selain untuk memupuk persatuan dan kesatuan seluruh komponen bangsa juga sebagai wahana untuk meningkatkan rasa cinta tanah air bagi seluruh masyarakat Manado.”Tarian Gemu famire ini merupakan potensi kearifan lokal yang berhasil di populerkan oleh anak bangsa yang patut di banggakan”ungkapnya sambil menambahkan dengan memasyarakatkan tarian tersebut secara tidak langsung menunjukkan kita mengangkat budaya sendiri dan ini akan menjadi energi positif untuk memajukan bangsa Indonesia yang besar ini.(Regina.TS)