Manado, barometersulut.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementrrian Kesehatan RI, DR dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS terkait status covid 19 yang saat ini telah ditetapkan statusnya oleh WHO sebagai infeksi biasa, namun mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan semua kebiasaan protokol kesehatan selama pandemi untuk menjaga pola hidup sehat.
Himbauan ini dikatakan Rondonuwu, kepada sejumlah media dalam rangka kunjungannya ke Sulawesi Utara hari ini di Bandara Internasional Sam Ratulangi Kamis (18/05/2023) tadi siang.
Menurut “Maron” sapaan akrabnya sebenarnya jauh sebelum WHO menetapkan status Covid -19 sebagai infeksi biasa, Presiden Jokowi telah menghentikan status PPKM, itu artinya kebiasaan-kebiasaan selama pandemi Covid-19 seperti pakai masker, cuci tangan, jaga jarak tetap dijalankan berdasarkan kesadaran masyarakat, tidak lagi diatur oleh pemerintah, begitupun penganggaran terkait Covid -19 sudah lebih banyak dialihkan ke masyarakat,” tutur Maron.
Maron menambahkan walaupun sudah ditetapkan sebagai infeksi biasa namun di setiap pintu masuk internasional, bandara maupun pelabuhan KKP tetap melakukan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
pemeriksaan, dan kalau-kalau ada gejala tetap dites (surveillance epidemiology).” jelasnya.
” Sudah ada alat untuk pemeriksaan varian baru. Hal itu atas permintaan Gubernur Olly Dondokambey dan langsung disetujui pemerintah pusat dan alat tersebut berada di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.” imbuhnya.
“Penyakit menular kita tidak terfokus ke pada penyakit tertentu seperti yang ada di Sulut yaitu TBC, Malaria. Kita saat ini perlu memperhatikan kewaspadaan hal-hal yang menyebabkan munculnya wabah, seperti Hepatitis Activity belum terdeteksi terkait penyebabnya sampai sekarang sehingga kembali tadi, yaitu pengamatan di pintu masuk. Jadi kalau ada penyakit yang kasusnya banyak kita antisipasi, kita di Sulut sudah sangat terbuka, karena sudah memiliki alat yang ditempatkan di laboratorium Unsrat,” ungkapnya.
Terkait profile, DR.dr. Maxi Rondonuwu, DHSM MARS, adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 1983, dan merupakan satu-satunya Putra Minahasa yang menduduki Jabatan strategis di level Eselon I Kemenkes RI. (BS.10).