Minut, Barometersulut.com – Family Gathering (FG) Komisi Sosial (Komsos) Keuskupan Manado (Kusuma) ke 5 di tutup oleh Pastor Yohanes Made Pantyasa Pr, bertempat di Aula Paroki St Yohanes Penginjil Laikit, Minahasa Utara, Minggu, 1/5/2025.
Penutupan FG ini bertepatan dengan hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia ke 59.
Kegiatan hari kedua di awali dengan Misa di di Gereja Paroki St Yohanes Penginjil Laikit, Minut. Dan menjadi selebran Misa Sekertaris Komsos KWI Pastor Anthonius Steven Lalu Pr.
Dalam khotbahnya di sampaikan tentang pengharapan, kita membagikannya dengan lemah lembut tidak dengan kasar atau kekerasan.
Pastor Steven mengatakan, Rasul Paulus menulis bagikanlah pengharapan yang ada di dalam hati, berarti sudah ada pengharapan itu. Apakah kita sudah punya Pengharapan, apakah ada pengharapan di dalam hatimu yang siap di bagikan kepada orang lain.
“Ini yang penting. Pengharapan ada dalam hati kita, ketika kita mengikuti FG kumpul Komsos-komsos se Keuskupan, berjumpa, saling berjabat tangan, saling berdiskusi, saling bicara satu sama lain sebagai sesama Komsos, dengan itu kita menemukan pengharapan artinya saya tidak sendirian ada teman ada sahabat jadi itu ada pengharapan,” jelasnya.
Selanjutnya di katakan bagaimana kita menemukan pengharapan itu lewat perjumpaan dan itulah maka di buat FG.
Menurut Romo Steven, FG itu bukan hanya Komsos Paroki dan Keuskupan tapi yang sudah setiap hari FG itu family, keluarga-keluarga setiap hari Gathering. Keluarga-keluarga itu harusnya lebih berpengharapan. Komsos-komsos hanya setahun sekali bertemu.
“Jangan mengecilkan peran komsos-komsos Paroki yang hebat-hebat itu, ini penting,” ucapnya.
Di ingatkan juga, Pengenalan itu kita dapat dari perjumpaan. Dan perjumpaan itu menghasilkan persekutuan. Yesus mendoakan kita. Apa yang Yesus doakan untuk kita, bukan supaya menjadi kaya raya.
“Mari berbuat, kalian butuh fasilitas, butuh orang yang punya kemampuan, karena Komsos itu harus profesional, tidak gampang, yang di siarkan berita dan gambar karena yang di siarkan adalah sabda Tuhan, yang di siarkan ini adalah acara gereja butuh fasilitas, orang harus hebat, tapi kalau tidak punya alat maka kualitasnya turun,” tegasnya.
Pengharapan yang ada dalam hati kita itu terbentuk tersusun dalam hati karena ada perjumpaan.
“Perjumpaan pertama-tama dengan Tuhan. Di hari Komsos ini, yang harus di buat adalah spiritualitas, selebrasi, doa. kedua formasi pembinaan dan yang ke tiga solidaritas, karena ketiga itu berhubungan dengan solider berupa uang derma, derma hari ini di seluruh Indonesia di kumpulkan untuk karya komunikasi sosial,” ungkapnya.
Kita hanya boleh membagikan pengharapan dengan lemah lembut kalau ada pengharapan di dalam hati dan pengharapan itu hanya akan kita temukan dalam perjumpaan, dengan Yesus Tuhan yang kita wartakan dan perjumpaan dengan sesama, perjumpaan dengan orang lain, perjumpaan yang penuh kasih dengan semangat mendengarkan, dengan telinga dari hati, berbicara dari hati, Apa yang kita buat hari ini agar saling menguatkan pengharapan itu.
Steven Lalu berharap agar memanfaatkan waktu ini untuk saling menguatkan.
Usai Misa Hari Komsos Sedunia ke 59, di lanjutkan dengan sesi Komsos Award; produksi konten katakese bersama umat wilayah rohani; nonton dan evaluasi bersama hasil produksi.
Acara ini di hadiri Pastor Paroki St Yohanes Penginjil Laikit, Cherril Ferdy Angelo Tanod Pr, peserta FG yang hadir sebanyak 116 dari perwakilan Kevikepan Manado, Stela Maris, Tombulu, Tomohon, Tonsea.(kartini)