Ray Sahetapy, Aktor Kawakan Tutup Usia, Joune Ganda Sampaikan Duka Mendalam

JAKARTA,BAROMETERSULUT.Com- Aktor senior Ray Sahetapy meninggal dunia di usia 68 tahun. Kabar duka ini pertama kali diumumkan oleh putranya, Surya Sahetapy, melalui sebuah unggahan di Instagram.

“Selamat jalan, Ayah! @raysahetapy. We always cherish the memories of our time with you. ❤️ Titip salam cinta dan kangen ke kak Gisca! ⚜️,” tulis Surya Sahetapy dalam unggahannya, Selasa (1/4/2025).

Dalam unggahan tersebut, terlihat foto Ray Sahetapy mengenakan kemeja putih, berdampingan dengan Surya yang memakai setelan jas hitam.

Unggahan ini langsung mendapat perhatian luas dari publik. Rekan-rekan sesama selebritas turut mengucapkan belasungkawa atas kepergian aktor yang dikenal melalui berbagai peran ikoniknya di perfilman Indonesia.

Bupati Minahasa Utara Joune Ganda juga turut menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya aktor senior asal kota Palu, Sulawesi Tengah itu

Diketahui, Joune Ganda sendiri pernah beradu akting satu film dengan almarhum ” Lokananta” yang tayang di bioskop laya lebar pada 2 Agustus 2024.

” Almarhum Bang Ray salah satu aktor film dan theater berbakat dan berpengalaman yang menghiasi dunia perfilman di Indonesia”kata Joune Ganda.

Ditambahkannya, selama beradu aktif almarhum memperlihatkan kemampuan akting yang mencerminkan sebagai aktor kawakan khususnya peran-peran menantang yang membutuhkan kemampuan yang mumpuni.

Katanya, berpulangnya Almarhum Ray Sahetapy merupakan satu duka mendalam dan kehilangan yang besar bagi dunia dan industri perfilman dan theater di tanah air.

” Saya bangga dapat bermain satu film dengan aktor sekelas almarhum, ini kenangan terindah dalam hidup saya” katanya.

Baca juga:  Bupati Joune Ganda Tetapkan Status Minahasa Utara Siaga Darurat Bencana Alam (24 Maret- 22 Mei 2025)

” Atas nama pribadi dan keluarga, saya menyampaikan turut berduka cita dan semoga keluarga yang ditinggal mendapat penghiburan yang sejati dari sang Pencipta.” ujar Bupati Joune Ganda sambil menyebutkan almarhum Ray Sahetapi adalah sosok aktor yang sederhana dan berkarekter serta multitalenta.

Diketahui, Dalam proses pembuatan film Lokananta, almarhum Ray Sahetapy menghadiri langsung syukuran pemotongan tumpeng sebelum dimulainya syuting film, di JG Center, pada tanggal 6 Pebruari 2023.

Film Lokananta sendiri mengambil lokasi syuting di Pulau Lihaga, Marinsouw dan Villa Telaga Rae di Desa Kaima yang merupakan kediaman pribadi Bupati Joune Ganda bersama keluarga.

Diketahui, Film Lokananta, garapan sutradara Puguh PS Adma tayang di bioskop pada 8 Agustus 2024.

Film ini menawarkan kisah drama romantis yang mengangkat tema pasangan kekasih dengan latar belakang perbedaan agama, sekaligus memperkenalkan musik tradisional Kolintang.

Proses syuting film Lokananta berlangsung di berbagai destinasi eksotis di Sulawesi Utara, termasuk Pulau Lihaga, Camp James di Remboken, Casa Bayou, kediaman Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, dan Hutan Mangrove Likupang.

Uniknya, Bupati Minut Joune Ganda turut berperan dalam film ini, beradu akting dengan artis-artis ternama seperti Ray Sahetapi, Syakir Daulay, Rinoa Aurora, Fiedra Azalia, dan Brian Andrew.

“Pembuatan film ini merupakan bentuk dukungan kami untuk program ‘Kolintang Goes To UNESCO’, yang bertujuan menjadikan Kolintang sebagai warisan budaya dunia,” ujar Puguh PS Admaja saat premiere film di XXI Epicentrum Jakarta.

Baca juga:  Aparat Kejari dan Polres Talaud Musnakan Barang Bukti 750 Liter Miras Cap Tikus

Executive Producer Aji Fauzi menambahkan, film ini bertujuan untuk memperkenalkan keindahan Sulawesi Utara dan alat musik Kolintang ke kancah internasional.

“Film ini adalah legacy dari keindahan Sulawesi Utara, termasuk pantai di Likupang dan alat musik Kolintang, yang bisa menjadi kekayaan bagi Minahasa Utara dan peluang untuk dikenal secara internasional,” ujarnya.

Lokananta akan tayang di berbagai kota di Indonesia, termasuk Manado dan Jakarta, serta di negara-negara Asia, termasuk Malaysia. Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda, sangat mengapresiasi film ini. Ia berharap film ini dapat mempromosikan keindahan alam, kearifan lokal, dan nilai-nilai toleransi di Sulawesi Utara.

Film ini menceritakan kisah cinta antara Loka (Brian Andrew) dan Ananta (Fiedra Azalia) yang terhalang oleh perbedaan agama. Meski mereka menghadapi banyak tantangan, mereka akhirnya menyadari bahwa musiklah yang menyatukan mereka, bukan keyakinan agama mereka. Kisah ini menunjukkan perjuangan mereka dalam mengatasi perbedaan dan memilih antara cinta atau kepatuhan terhadap keluarga.

Musik dalam film ini diciptakan oleh Maestro Musik Indonesia, Dwiki Dharmawan, bersama Maestro Kolintang Ferdinand Soputan. Film ini ditujukan untuk generasi muda, pecinta musik, pemerhati budaya, dan masyarakat umum, dengan harapan dapat menanamkan kecintaan terhadap warisan budaya Indonesia dan memajukan perfilman nasional.(*/nando)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari BAROMETER SULU di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *