MANADO, BAROMETERSULUT.com – Kebersihan menjadi salah-satu masalah kronis di Kota Manado dalam beberapa tahun terakhir.

Dinobatkan sebagai salah-satu kota terkotor di Indonesia jadi beban tersendiri bagi walikota dan wakil walikota yang baru mengembalikan Manado sebagai kota yang bersih.
Diketahui, dulu Manado pernah menerima penghargaan Kalpataru Kencana dari Presiden RI sebagai kota sedang terbersih di Indonesia selang lima tahun berturut-turut.
Anggota DPRD Kota Manado dari Fraksi PDI Perjuangan, Jean Sumilat, mengatakan kebersihan bagian dari visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih, Andrei Angouw dan Richard Sualang (AARS).
“Kebersihan adalah salah-satu indikator menjadikan kota indah bagian dari visi misi dan prioritas AARS nanti, pasti dilaksanakan!” Tegas Jean Sumilat kepada wartawan di Manado, Rabu (13/1/2021).
Menurut Sumilat, kebijakan anggaran di sektor kebersihan jadi perhatian serius. Selama ini sering terjadi keterlambatan pembayaran gaji petugas kebersihan, penyapu jalan, sopir dan pengangkut sampah.
“Misalnya, gaji penyapu jalan melalui kecamatan harus dianggarkan satu tahun penuh (12 bulan), bukan enam bulan atau menunggu APBD perubahan,” tandas Jean Sumilat.
Meski demikian, lanjut Sumilat, kontribusi dan peran serta masyarakat dibutuhkan menjadikan kota bersih.
“Di mulai dari kesadaran menjalani pola hidup bersih tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Jean Sumilat.
Sebelumnya diberitakan, suksesi kepemimpinan melalui Pilkada serentak 9 Desember 2020 lalu yang menghasilkan walikota dan wakil walikota yang baru diharapkan akan memberi perubahan pada wajah Kota Manado.
Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir sampah menjadi salah-satu permasalahan kronis ibukota Provinsi Sulawesi Utara ini.
Pemerhati kota Ventje Bilusajang mengingatkan pemerintahan yang baru nanti dapat memberi perhatian lebih di bidang kebersihan.
“Perhatian dibuktikan dengan penganggaran yang memadai melalui dinas kebersihan dan instansi lainnya yang berkaitan dengan kebersihan,” tutur Ventje Bilusajang kepada wartawan di Manado, Senin (4/1/2021) lalu.
Ventje menambahkan, secara teknis untuk meningkatkan kualitas kebersihan kota perlu peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya petugas dan peralatan.
“Mulai dari penyapu jalan, petugas pengangkut, sopir, truk, pengawas, dan tak kalah penting pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA),” tukas dia.
Permasalahan yang tak kunjung diatasi pemerintah kota, menurut jurnalis senior ini adalah peralatan pengelolaan sampah di TPA Sumompo yang sering mengalami kerusakan.
“Sebagai contoh, sekarang ini Kota Manado terutama di kawasan pasar tradisional dikepung timbunan sampah. Informasi saya dengar, sampah sering terlambat diangkat karena peralatan ekskavator di TPA sering mengalami kerusakan. Jikapun ada unit yang beroperasi jumlahnya tidak memenuhi syarat karena tidak mampu mengelola volume sampah yang banyak yang akan diangkat dari truk-truk pengangkut,” tukas Ventje kala itu.
Ke depan, lanjut mantan aktivis anti korupsi ini, diperlukan sinergitas kuat antara pemerintah kota dan pemerintah provinsi untuk menjamin kesinambungan pembangunan.
“Mengatasi permasalahan sampah yang sudah kronis. Bersyukur kita punya pemimpin kota dan provinsi yang baru dari satu partai yang diharapkan bisa bersinergi baik, termasuk menyelesaikan pembangunan TPA regional di Iloilo,” pungkas Ventje Bilusajang.
Diketahui, Pilkada Kota Manado 9 Desember 2020 menghasilkan pasangan walikota dan wakil walikota terpilih yakni Andrei Angouw dan Richard Sualang.
Paslon yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra ini akan menggantikan walikota Vicky Lumentut dan wawali Mor Bastiaan.
Vicky Lumentut sudah dua periode alias hampir 10 tahun memimpin Kota Manado sejak 2010 dan akan mengakhiri masa pengabdian pada 9 Mei 2021.(*/abx)