MANADO,Barometersulut.com-Dalam rangka membahas soal ancaman dan gangguan terhadap nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.Selasa(22/11/2016)menggelar pertemuan bertajuk”Memperkokoh Bhineka Tunggal Ika”di Rumah Kopi Billy kawasan Megamass Manado.
Kegiatan konsolidasi informal itu,menghadirkan tiga dedengkot Organisasi Massa(Ormas)besar di Sulut yakni Noldy Kumendong(ketua Laskar Kabasaran),Alfa Rorong(anggota Aliansa Makapetor) dan Feby Segar(Bendahara Brigade Manguni).
Moderator kegiatan tersebut Maikel Jamal mengatakan jika ingin melihat kebelakang tentang makna Pancasila,kita seakan dihantar untuk melihat sejarah bangsa ini,yakni bagaimana Pancasila lahir dari satu persatuan dan Kesatuan masyarakat saat itu
“Pancasila itu tercetus pada saat masyarakan hidup dalam semangat kesatuan dan persatuan.”ungkapnya.
Lebih jauh Maikel menegaskan dalam kaitan nilai-nilai dan roh pada Undang Undang Dasar 1945,dimana nilai-nilai tersebut akhir akhir ini menemui tantangan dan ujian berat”Saat ini dasar negara kita yakni Pancasila dan UUD 45 terkesan akan dialihkan makna dan implementasinya dilapangan antara lain diarahkan pada isi agama secara sepihak oleh oknum atau ormas keagamaan di negara ini.”tandasnya sambil menambahkan bagi dirinya dan Milisi Waraney kegiatan “bakudapa” ini adalah kontribusi untuk menyatukan sikap bahwa Nilai dan semangat NKRI tetap dipertahankan.”ujarnya.
Ditempat yang sama Noldy Kumendong dengan tegas,lugas dan singkat mengatakan bahwa nilai Pancasila,UUD ’45 dan semangat nilai-nilai bhineka tunggal ika adalah satu harga mati untuk dijaga dan dipertahankan”Dalam organisasi yang terkenal sangat hetorogen itu,tetap berkomitmen untuk mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan bangsa diatas segalanya.”ungkapnya sambil menegaskan pemerintah terkesan melakukan pembiaran dan masih minim melakukan sosialisasi terkait fenomena ini.
Sementara itu,Alfa Rorong dengan tegas menekankan bahwa soal keberadaan Pancasila,UUD 1945 dan Bhineka Tunggal ika adalah nafas bagi keberlangsungan perjalanan negara ini yang harus dipertahankan.”Apapun kondisi dan konsekuensi logis yang harus dihadapi untuk mempertahankan jati diri bangsa ini,kami tidak akan berpaling satu langkah pun.”ujar Alfa sembari menegaskan ujian dan tantangan terhadap eksistensi bangsa Indonesia,justru datang dari komponen bangsa Indonesia sendiri termasuk di Sulut.
Narasumber lainnya Feby Segar dalam memberikan pokok-pokok pikirannya terhadap adanya ancaman bangsa ini,yang secara tidak langsung berimplikasi terjadinya perpecahan bangsa itu,dia menyimpulkan bahwa seluruh komponen dipusat termasuk didaerah ini,perlu menyatukan persepsi dalam menyelamatkan bangsa dari tindakan oknum yang mengarah pada upaya memprovokasi terjadinya perpecahan sesama anak bangsa.”Kami minta seluruh ormas di Sulut kompak dan bersatu untuk menjaga dan menyelamatkan NKRI dari kehancuran”tandasnya.
Kegiatan dialog ini merupakan gagasan yang diprakarsai secara mandiri oleh tokoh dari tiga ormas adat di Sulut,yang turut dihadiri oleh:
-Jefry Walangare(ketum Milisi Waraney)
-Roki Ronoko(Tonaas BM Manado)
-Harmin Madika(Sekum Laskar Kabasaran)
-Perwakilan anggota dari tiap-tiap ormas
(Regina Sambul).