Amurang,BS- Kondisi pemadaman yang terjadi akhir-akhir ini, khusunya pemadaman selama kurang lebih 24 jam beberapa hari Senin(12/10) lalu itu, bukan karena sistem atau mesin pembangkit yang rusak, akan tetapi karena terjadinya gangguan gardu induk berkekuatan 150 Kv di Amurang.Penegasan ini disampaikan Pelaksana Harian(PH) manager PLTU Amurang, Rabu(14/10) kepada sejumlah awak media TV nasional, media Siber lokal Manado di lokasi PLTU Amurang.
Febry kepada wartawan mengatakan, saat ini sistem dan mesin PLTU Amurang berkekuatan 25 mega watt itu dalam keadaan normal dan terkendali,” Terjadinya pemadaman terlama beberapa hari lalu itu, tidak ada kaitannya dengan kondisi mesin dan sistem PLTU Amurang, itu hanya disebabkan adanya gangguan jaringan saja,” tandas Febry sambil mempersilahkan para awak media melakukan investigasi serta peliputan terhadap kondisi mesin dan sistem pembangkit di PLTU Amurang itu.
Dia menjelaskan,karena gangguan pada sistim 150 kv itu maka tejadilah pemadaman dalam waktu yang cukup maka, hal itu dikarenakan pihaknya butuh waktu satu hingga dua hari untuk melakukan recovery atas sistem yang mengalami gangguan tersebut.”Setelah kami perbaiki sejak hari Selasa hingga Rabu lalu, maka sejak itu jaringan yang rusak telah baik kembali, dan PLTU Amurang telah dapat memasok listrik sebanyak 33 Mw ke sistim Suluttgo” tandasnya.
Sementara katanya sistem pembangkit di PLTU buatan Cina itu, memiliki karateristik khusus yakni jika dalam kondisi dimatikan(mesin dingin-red),maka untuk dimanfaatkan/dihidupkan kembali butuh waktu sekitar 8 jam baru bisa dimanfaatkan kembali.” Yang pasti kondisi mesin dan sistem di PLTU Amurang dalam keadaan normal dan stabil,” tandasnya sambil menambahkan tetap menjaga agar kondisi mesin itu dalam keadaan layak digunakan.
Kepada para awak media yang melakukan kunjungan ke PLTU atas prakarsa PT.PLN Suluttenggo itu menguraikan, Dia bahwa saat ini PLTU Amurang dioperasikan oleh tiga perusahaan masing-masing PT Mega Daya Tangguh(MDT) perusahaan asal negara Korea, anak perusahaan PT PLN PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) serta PT PLN sendiri, sementara ketiga perusahaan yang bekolaborasi mengoperasikan PLTU bertenaga 25 mega waat itu mempekerjakan sekira 32 orang karyawan dengan perbandingan 50% tenaga lokal dan sisanya tenaga dari luas Sulut.” Kami dengan upaya dan kerja keras akn terus menjaga kestabilan pengoperasian mesin di PLTU Amurang, sehingga tidak menggangu pasokan listrik dan pelayanan kepada masyarakat serta pelanggan setia PLN,” tegas Febry sembari menambahkan sebagai komitmen memberdayakan potensi SDM lokal, maka setengah dari SDM yang mengoperasikan pembangkit ini adalah warga Sulut.
Sementara itu, ditempat yang sama, Plt humas PT PLN Sulutenggo Dermawan kepada wartawan mengatakan, untuk solusi mengatasi kelistrikan diwiayah Sulutenggo, saat ini pihaknya tengah mengupayakan percepatan pengoperasian melalui penyewaan PLTG berkekuatan 120 Mw yang kini dalam tahap proses percepatan pengiriman, dimana kata dia sesuai dengan kondisi jarak mesin tersebut membutuhkan waktu waktu lima minggu untuk sampai ke Amurang.
Dermawan menjelaskan, untuk pembangkit sewaan itu akan beroperasi dalam dua tahap, yakni untuk 2×30 Mw akan beroperasi pada bulan Desember 2016, sementara 2×30 Mw lainnya akan beroperasi pada tahun 2017 mendatang.” Kebijakan penyewaan pembangkit ini adalah upaya dan solusi yang ditempuh PT PLN wlayah Sulutenggo dalam menjaga kestabilan dan memenuhi kebutuhan listrik diwilayah ini,” ujarnya sambil menambahkan saat ini juga tengah dilakukan pembangunan PLTG di Gorontalo.(gina)