Manado, BAROMETERSULUT.com- Komandan Lanud Sam Ratulangi dan Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 9/D.II beserta Seluruh Keluarga Besar Lanud Sam Ratulangi menyampaikan duka mendalam atas gugurnya 4 prajuritnya dalam kecelakaan dua pesawat tempur, yang jatuh di kawasan Lereng Gunung Bromo, tepatnya di Bukit Pananjakan, Desa Lumbang, Kabupaten Pasuruan pada Kamis (16/11).
Empat prajurit yang gugur itu adalah Kolonel Pnb Subhan, S.T., M.A.P., Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, S.A.P., M.Si., Letkol Pnb Sandhra Gunawan, S.Sos., M.I.Pol. dan Mayor Pnb Yuda Anggara Seta, S.Sos.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Saya mengucapkan turut Berduka Cita Kepada Prajurit Terbaik TNI Angkatan Udara yang Gugur dalam melaksanakan tugas, semoga perjuangan dan amal ibadah Almarhum diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa Aamiin ya Rabbal Alamiin,”
Sebagaimana diberitakan, Dua pesawat EMB 314 Super Tucano dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, dilaporkan lost contact saat latihan profesiensi.
Kedua pesawat itu, bagian dari empat pesawat TNI AU jenis Chevron yang sedang melakukan latihan Profisiensi Formation Flight. Pesawat berangkat dari stasiun pukul 10.15 WIB. Pesawat mulai menyalakan mesin pada 10.39 WIB, lalu lepas landas melalui Lapangan Udara Abdulrachman Saleh pukul 10.50 WIB.
Pada 11.18 dua pesawat Chevron 1 dan 2 dinyatakan hilang kontak, sementara pada 11.31 WIB, dua pesawat lainnya, Cheveron 3 dan 4 sudah kembali mendarat di Lapangan Udara Abdulrachman Saleh. Dua pesawat TNI AU yang mengalami kecelakaan itu, diketahui memiliki nomor registrasi TT-3111 dan TT-3103.
Tim Rescue Lanud Abdul Rahman Saleh langsung menuju lokasi accident pesawat di daerah Watugede, Pasuruan dan mencari keberadaan pesawat. Untuk penyebab terjadinya accident masih dalam proses penyelidikan.(***/nando)