Minahasa, MANADONEWS –
Industri pertanian, peternakan dan perkebunan di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang.
Namun ada beberapa alasan, kenapa petani dan peternak belum bisa menaikan taraf hidupnya.
Seperti kesulitan dalam memgakses permodalan, kurangnya pengetahuan, belum lagi banyak kasus penipuan yang terjadi dalam bertransaksi atau dililit hutang. Sehingga menghantui peternak dan pelaku industri.
Sudah saatnya solusi yang tepat diberikan. Selama tiga bulan Bank Sulut Gorontalo (BSG) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulutgo Malut membahas masalah ini.
Hasilnya, lahirlah tagline Kredit Bohusami. Pun, Kredit Bohusami Klaster Petani Sereh sudah dilaunching, Kamis (14/10) di Perkembunan Desa Tountimomor, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa.
“Ada berbagai macam Kredit Bohusami. Ada bohusami bakobong (petani), bohusami baternak (peternak), bohusami ba’soma (nelayan), bohusami ba’tibo (sektor perdagangan), bohusami ba’pasriar (pariwisata),” kata Direktur Utama BSG Revino Pepah.
Dijelaskannya, pembiayaan KUR Bohusami embiayaan dibagi dua bentuk. Yaitu kepada petani maupun kepada opstaker. Dibiayai langsung secata individual. Kurang lebih Rp12 juta per hektar.
“Dalam satu bulan, dilihat program ini cukup baik untuk perbankan karena memiliki produk turunan yang cukup banyak. Mulai dari minyak wangi, sabun dan sampo,” ungkapnya.
Menurutnya, tanaman Sereh Wangi sangat prosepektif dikemudian hari. “Kami bersyukur dan di Kabupaten Minahasa ada pihak yang mau mengembangkan tanaman ini dengan baik,” ujarnya.
Revalino Pepah menegaskan, program ini merupakan wujud kemitraan antara BSG dan OJK. “Ini lahir dari pembahasan yang cukup panjang dengan OJK SulutGo Malut sehingga lahirlah kredit Bohusami. BSG jalan bersama OJK menjalin kemitraan,” sebut dia.
Pengembangan petani Sereh Wangi melalui KUR, beber dia, merupakan pertama kalinya di Sulut.
“Diharapkan berkembang sehingga bisa mendorong produktivitas petani yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah. Baik di Minahasa maupun Provinsi Sulawesi Utara,” tuturnya.
Di sisi lain, BSG hadir dengan kredit Bohusami Ba’Kobong dan Kredit Bohusami Baternak. Ini merupakan produk yang dibentuk untuk menciptakan ekosistem bisnis pertanian dan peternakan dengan skema kredit murah, aman dan proses cepat.
“Kami optimis, sektor ini akan makin bertumbuh dan kuat dalam menopang struktur perekonomian di Sulut dan Gorontalo. Serta kontributor yang penting dalam mensejahterakan masyarakat terutama melepaskan diri dari rentenir,” tandasnya.
Kepala OJK Sulutgomalut Darwisman mengapresiasi BSG yang meluncurkan produk prekreditan khusus untuk petani dan peternak dengan skema kredit yang murah, aman, serta proses cepat.
“Program ini merupakan bukti nyata kontribusi BSG dalam mendukung kemajuan pembangunan ekonomi Sulut,” kata Darwisman.
Menurut Darwisman, akses keuangan merupakan hak dasar bagi seluruh masyarakat. Serta memiliki peran penting dalam meningkatkan taraf hidup dalam mewujudkan kemandirian ekonomi.
“Oleh sebab itu, perluasan akses keuangan telah menjadi prioritas pemerintah dalam mendukung pembangunan,” sebut Darwisman.
Atas dasar itu, lanjutnya, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) telah menginisiasi berbagai program, salah satunya kredit pembiayaan melawan rentenir yang merupakan program utama TPAKD.
“Karena secara langsung bersentuhan dengan penjngkatan kesejahteraan masyarakat khususnya petani, peternak dan UMKM,” beber dia.
Bupati Minahasa Royke Octavian Roring optimis program ini membantu petani di Minahasa. Pengembangan tanaman sereh yang nantinya akan menjadi andalan ekspor Kabupaten Minahasa.
“Dengan harapan, dikembangkannya tanaman ini akan memberi dampak kepada petani sekitar dan petani Minahasa untuk bisa diajak bersama-sama mengembangkan tanaman ini menjadi salah satu tanaman ekspor,” tuturnya.
Sementara itu, Herly Walandow salah seorang debitur BSG yang mendapat fasilitas KUR untuk investasi alat suling mengaku merasa terbantu.
“Dengan bantuan alat suling saya bisa memfasilitasi para petani untuk melakukan penyulingan. Saya berterimakasih kepada BSG yang telah meluncurkan program ini. Saya yakin akan meningkatkan produksi para petani sereh wangi,” kata Herly.
Apresiasi dan ucapan terima kasih juga diungkapkan Hanny Siwi, seorang petani Sereh Wangi.
“Senang, syarat kredit gampang. Diharapkan dapat menambah penghasilan lebih. Terima kasih BSG,” ucapnya.
Hal senada diutarakan Theo Rorong, petani Sereh Wangi lainnya. “Saya sudah mendapatkan KUR dari BSG dengan sangat mudah dan gampang. Harapan kedepan, semoga saya bersama rekan-rekan petani lainnya usahanya boleh berkembang,” tukasnya.
Hadir dalam Launching Kredit Bohusami Ba’kobong, Ketua Dewan Komisioner OJK RI: Wimboh Santoso, Wakil Bupati Minahasa: Robby Dondokambey, Forkopimda Sulut dan Minahasa, Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK RI: Anto Prabowo, Deputi Komisioner SDA dan Manajemen Strategis OJK RI: Sarwono, Kepala Regional VI Sulam Pua OJK: Nurdin Subandi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut Arbonas Hutabarat, Komisaris dan direksi BSG, Kepala Satgas UMKM OJK Ahmad Buchori, Kepala Dinas Pertanian Pemprov Sulut Novly Wowiling, Pejabat eselon dua, Pemprov Sulut dan Pemkab Minahasa.
(Rendy)