Walikota Manado”Disandera”Kelompok Separatis

MANADO,Barometersulut.com-Kelompok separatis Rabu (21/6/2017) menduduki kantor Walikota Manado.Aksi kelompok yang beranggotakan belasan orang dan bersenjata lengkap ini berhasil menyandera Walikota Manado Vicky Lumentut dengan tuntutan permintaan uang tebusan kepada Pemerintah Provinsi Sulut.

Atas laporan personil intelejen dilapangan,Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito melalui Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Sabar Simanjuntak memerintahkan
Danyonif Rider 712 Wiratama untuk melaksanakan pembebasan Walikota Manado yang disandera serta melumpuhkan kalangan teroris tersebut.

Berdasarkan perintah tersebut,Danyonif Raider 712 Wiratama Letkol Inf Elvino Yudha Kurniawan menugaskan Tim Anti Teror yang dikomandai oleh Letda Noby Rory untuk melaksanakan tugas Penanggulangan Teroris (Gultor).

Selanjutnya mendapat perintah dari Danyonif Raider 712 Wiratama Komandan Tim Gultor segera melakukan langkah persiapan dan pembebasan Walikota Manado dengan langkah awal melakukan penyusupan ke tempat teroris.

Berdasarkan pantauan Barometersulut.com dalam operasi tersebut telah terjadi aksi saling baku tembak antara pasukan militer Yonif Raider 712 Wiratama dan kelompok separatis,dimana dalam operasi itu tim dibagi dua kelompok yakni pasukan yang melakukan pembebasan sandera dan pasukan yang bertugas melumpuhkan para anggota separatis tersebut.

Berkat kesigapan dan profesionalisme yang dilakukan secara cepat dan tepat serta dukungan peralatan tempur berupa kendaraan taktis roda empat,sepeda motor khusus serta dukungan Helikopter milik TNI AD, operasi yang diberi nama Operasi Mobud Gultor Baswan (MGB) ini berhasil membebaskan Walikota Manado dan melumpuhkan kawanan separatis tersebut.

Insiden tersebut diatas merupakan rangkaian kegiatan demontrasi operasi Mobil Udara Pembebasan Tawanan (Mobud Gultor Baswan) yang dilaksanakan oleh Komando Daerah Militer (Kodam) XIII Merdeka Rabu (21/6/2017) di Makodam XIII Merdeka.

Baca juga:  Simanjuntak Minta Prajurit Sigap Hadapi Ancaman Bencana Alam

Panglima Kodam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito kepada wartawan mengatakan kegiatan tersebut diatas merupakan satu keseriusan dan komitmen TNI AD dalam hal ini Kodam XIII Merdeka menindak lanjuti perintah komando atas terkait mencermati perkembangan gangguan dan ancaman masuknya gerakan radikalisme yang kini sedang berada di Marawi,Philipina.”Hingga saat ini belum ada informasi dan data bahwa ancaman itu benar-benar terjadi di Sulut,namun proses latihan untuk menghadapi atau mencegah gerakan itu terus dilakukan.”ujarnya.

Dia mengatakan,sehubungan dengan perkembangan yang sedang bergejolak di negara Philipina,jajaran Kodam XIII Merdeka khususnya wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah yang sedang bergejolak itu terus memantau perkembangan yang terjadi dengan tetap mempersiapkan penguatan peralatan dan personil sesuai dengan kebutuhan yang ada.”Latihan pembebasan tawanan oleh prajurit Yonif Raider 712 Wiratama ini merupakan bukti kesiapan pasukan dan peralatan dalam mencegah dan menghadapi seluruh ancaman terhadap kedaulatan NKRI di wilayah Teritorial Kodam XIII Merdeka.”tandas Ganip Warsito sambil menambahkan kegiatan demonstrasi ini adalah satu proses pembenahan postur gelar satuan Kodam XIII Merdeka yang akan terus dilakukan secara periodik baik latihan secara terbuka maupun yang tertutup.

Sementara itu Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIII Merdeka Kolonel Inf Andi Suryadharman kepada Barometersulut.com mengatakan demonstrasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk langkah antisipasi dan menangkal masuknya gerakan kelompok teroris ISIS yang saat ini berada di Marawi Filipina.”Atas perintah komando atas bahwa jajaran Kodam XIII Merdeka harus dalam keadaan sigap dan siap kapan saja dibutuhkan terkait dengan ancaman aksi gerakan ISIS pada wilayah masing-masing.”tandas Andi

Baca juga:  Akhir November, Target Penyelesaian Tol Manado-Bitung Seksi IIB

Ditempat yang sama,Kapten Korps penerbang Albert Taroreh kepada wartawan usai demonstrasi itu menguraikan bahwa helikopter yang digunakan dalam peragaan pembebasan tawanan itu adalah type M1 17 varian 5 buatan negara Rusia jenis multi fungsi yakni dapat mengangkut peralatan maupun personil yang diproduksi pada tahun 2010,dimana peralatan milik TNI AD itu berkapasitas 36 orang termasuk crew.”Keberadaan kami di wilayah ini adalah dalam rangka mendukung gelar pasukan Kodam XIII Merdeka yang dapat digerakkan kapan saja dan dimana saja.” ujar perwira yang bertugas selaku Flyght Enginnering helikopter milik TNI AD ini sambil menambahkan Komandan tim yang juga Pilot helikopter yang mereka gunakan ini adalah Mayor Korps penerbang Kadek yang juga adalah Wakil Komandan Skuardron II.

Kegiatan demonstrasi yang melibatkan prajurit sebanyak 1 SST itu dihadiri oleh:
-Panglima Kodam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito
-Kasdam XIII Merdeka Brigjen TNI Santos Matondang
-Irdam XIII Merdeka Kolonel Inf Frangky Mamahit
-Kasrem 131 Santiago Kolonel Inf Endro Satoto
-Para Asisten Kasdam XIII Merdeka
-Para Dan/Kabalak Kodam XIII Merdeka
-Para anggota militer Kodam XIII Merdeka.(Regina TS)IMG-20170621-WA0013IMG-20170621-WA0012

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *