Reklamasi Berlangsung,Penghasilan Nelayan Tradisional Manado Turun 40 %

20160428_143316Manado,BS-Proses reklamasi sepanjang bibir pantai kota Manado yang telah berlangsung belasan tahun itu,ternyata dampak negatif bagi kehidupan dan aktivitas nelayan tradisional di Kota ini sangat besar dan merugikan.
Ketua kelompok nelayan Karang Putih Haris Nyonmpa(48),kepada barometer Sulut.com mengatakan bahwa sejak proses reklamasi dikawasan Mega Mas itu dilakukan,nelayan setempat mengalami kerugian sekitar 40 persen pendapatan sebelumnya,dimana katanya sebelum reklamasi nelayan tidak perlu jauh melaut dan jenis ikan masih sangat berveriatif”Dulu,dibibir pante jo so dapat ikang biar cuma cakalang,skrang so musti melaut satu malam baru modapat ikang”ujar Nyong sambil menegaskan keberadaan mereka belum mendapat perhatian,dukungan dan kepedulian dari pihak pengemban kawasan bisnis di kota Manado itu.

Baca juga:  Ini 10 Kota Paling Mahal di Dunia Tahun 2020. Jakarta Urutan Berapa?

Dia mengatakan,selain susah mendapatkan ikan,keberadaan fasilitas pendukung bagi aktivitas nelayan juga sangat minim”Keberadaan kami disini so semakin susah,pengembang ada janji mo beking akang dermaga ukuran 100×60 sampai sekarang ndah klar ada beking”ujarnya akibat penimbunan jika angin barat nelayan tidak bisa nemambatkan perahun,karena sekitar bibir pantai penuh dengan batu yang dapat merusak perahu.

Untuk itu ujar Nyong kiranya Walikota dan Wakil Walikota Manado GSVL-MOR Bastian yang akan dilantik,dapat memperhatikan kehidupan nelayan tradisional kota Manado,sebab hingga saat ini tingkat kesejahteraan para nelayan masih memprihatinkan”Torang minta jo Pak Walikota yang mo dilantik boleh mo peduli akang torang pe hidop,jangan cuma pengusaha pe kepentingan di perhatikan”tandasnya.

Baca juga:  Polemik STIK Rajawali Talaud, Ini Penjelasan Sekda Kamagi

Dia juga menegaskan selain pendapatan turun hingfa 40 persen,proses reklamasi bibir pantai yang menjadi ladang mata pencaharian nelayan yang tinggal do lorong Penca,Maesa dan lorong firdaus itu,juga menyebabkan sejumlah spesies ikan yang menjadi susah ditemukan,diantaranya ikan Babagoni,cakalang,Tijus dan ikan untu.

Disepanjang areal reklamasi tersebut terdapat ratusan anggota nelayan yang tergabung dalam empat kelompok nelayan,yakni Firdaus,Tarusi,Bintang laut dan kelompok nelayan Karang Putih.

Proses reklamasi ini sendiri beberapa waktu lalu telah ditinjau oleh anggota DPRD Propinsi Sulut,namun hingga saat ini belum ada kebijakan baru,buktinya hingga saat ini proses reklamasi masih berlangsung.(Regina.TS).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *