MINSEL,Barometersulut.com-Keberadaan gelar pasukan Lantamal VIII/Manado selaku otoritas pertahanan dan keamanan wilayah laut di Provinsi Sulut khususnya telah berkontribusi positif bagi keamanan wilayah laut dari berbagai ancaman pelanggaran melawan hukum di perairan seperti perdagangan manusia, penyelundupan, perdagangan Narkoba serta tindakan melawan hukum lainnya.
Komandan Lantamal VIII/Manado Laksma TNI Ahmadi,Sabtu(16/12/2017) disela-sela membuka kegiatan Dunia Maritim di Desa Arahan Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan antara lain menegaskan bahwa selain tugas dan fungsi utama tersebut diatas,seluruh jajaran Lantamal VIII/Manado mempunyai tugas tambahan dalam mendukung upaya pemerintah dalam kaitan pemberdayaan wilayah maritim dari aspek ekonomi, sosial dan budaya serta kearifan potensi lokal.”Pada prinsipnya Lantamal VIII/Manado melalui satuan kerja yang ditunjuk telah mendorong dan berpatisipasi aktif dalam pemberdayaan potens maritim setempat,tanpa harus diminta.”ujar Ahmad,sapaan akrabnya sambil menegaskan bahwa saat mulai ada kesadaran luas pada masyarakat Indonesia untuk pentingnya pengembangan budaya maritim.
Ahmadi mengatakan bahwa saat ini melalui kerja sama formal dengan BTLB dan Pemprov Sulut melalui SKPD terkait, pihaknya akan mendorong sepenuhnya upaya pelestarian biota laut khusus di pesisir pantai Kabupaten Minsel yakni penyu dan duyung serta akan terus memaksimalkan pemberdayaan kampung nelayan serta desa maritim yang merupakan sumber kekuatan dan potensi kelautan di wilayah ini.” Membangun budaya maritim ini sangat penting dan strategis sebagai langkah awal dalam membangun poros maritim,untuk maksud itu pada prinsipnya angkatan laut diseluruh Indonesia termasuk jajaran Lantamal VIII/Manado memiliki tugas pokok tambahan sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla melalui pencanangan lima pilar utama membangun poros maritim diwilayah masing-masing.”tandas Lantamal VIII/Manado itu sambil menyatakan pihaknya siap mendukung program pemberdayaan kawasan maritim dengan kekuatan SDM dan alutsista yang ada.
Sementara itu ditempat yang sama Pgs Kadispen Lantamal VIII/Manado Mayor Laut(P) Dedy Eko Cahyono kepada Barometersulut.com menegaskan kerjasama dengan pihak BTLB dan Pemerintah Kabupaten Minsel ini mendapat respon positif dari Lantamal VIII/Manado, hal itu terbukti dengan dukungan penuh seluruh jajaran Lantamal VIII/Manado sesuai dengan tupoksi masing-masing.”Dukungan nyata atas kegiatan ini antara lain dapat dilihat pada saat pembukaan Wadan Lantamal VIII/Manado, Para Asisten Lantamal VIII/Manado,para Kadis dan perwira staf serta ketua dan pengurus Jalasenastri Koorcab Lantamal VIII/Manado turut hadir dan berkontribusi aktif.”ujar Dedy.
Dedy menambahkan adapun lima pilar utama membangun Poros maritim yang di canangkan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla itu adalah:
Pertama, masalah membangun budaya maritim, dengan menyadarkan masyarakat kembali ke semboyan masa lalu. Yaitu, di laut kita jaya dan nenek moyang kita adalah orang pelaut.
Dengan membangkitkan kesadaran dan semangat tersebut akan menjadi fondasi pembangunan poros maritim, baik di kawasan Indonesia sendiri maupun untuk kawasan dunia.
Kedua, membangun sumber daya laut lewat industri pelayaran dengan nelayan sebagai pilar. Dalam pilar kedua ini, pemerintah akan membeli 5.000 kapal sedang selama lima tahun mendatang.
Kemudian pemerintah melakukan berbagai upaya penindakan pencurian hasil laut. Dalam satu tahun terakhir, sudah ada shock therapy berupa penenggelaman kapal-kapal ilegal yang menangkap ikan.
Ketiga, pembangunan infrastuktur dan konektivitas antar pulau. Satu tahun terakhir, Jokowi-JK sudah membangun berbagai infrastruktur yang mempercepat konektivitas.
Keempat, diplomasi martim digalakkan dan ditingkatkan. Satu tahun terakhir ini semua pihak sudah menjalankan tugas masing-masing dalam peningkatan diplomasi tersebut.
Dimana TNI AL yang gencar dan cepat menjalankan fungsi itu. Buktinya berbagai event digelar dengan menghadirkan berbagai kekuatan dunia.
Kelima, memperkuat pertahanan martitim. Langkah itu dengan memperkuat kekuatan TNI AL. Alasannya, TNI adalah tulang punggung utama pertahanan maritim.”Langkah menuju pembangunan poros maritim tersebut harus terus dimaksimalkan,sehingga pada lima tahun kedepan Indonesia akan kembali ke jati dirinya sebagai negara maritim.”tandas perwira Lantamal VIII/Manado yang akrab dengan mitra pers itu.(Nando)