Manado,BS- Kegiatan investasi di wilayah Sulut menunjukkan satu kemajuan yang signfikan.Hal itu pasti membutuhkan keberadaan energi kelistrikan yang memadai dan berkelanjutan.Pihak PT PLN Wilayah Sulutenggo selaku leading sektor kelistrikan terus berupaya mengatasi seluruh permasalahan dan kebutuhan arus listrik.” Sebagai badan usaha milik negara, kami terus berupaya berkontribusi untuk mendukung semua kegiatan investasi didaerah ini,” tegas General Manager PT PLN Wilayah Sulutenggo Baringin Nababan kepada barometersulut.com.Senin(21/12) dihotel Peninsula, Manado.
Menurutnya untuk mengatasi defisit daya listrik didaerah ini, untuk jangka pendek bakal teratasi dengan adanya pembangkit terapung dalam kapal.Marine Vessel Power Plant (MVPP), sementara jangka panjang pihaknya bakal membangun intalasi pembangkit disejumlah daerah baik di wilayah Propinsi Sulut maupun Gorontalo.” Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah, kami terus berupaya meningkatkan daya dukung PLN terhadap semua aspek kehidupan masyarakat, pemerintah dan para investor,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Kapal Marine Vessel Power Plant “Karadeniz Powership Zeynep Sultan” asal Turki ini dipastikan akan tiba di Sulawesi Utara akhir Desember nanti. ” Soal kedatangan kapal ini dapat dipredisikan, namun pihaknya belum memastikan kapan pembangit listrik terapung ini akan beroperasi karena masih membutuhkan waktu penyambungan jaringan ke kapal tersebut.”tutur Baringin sambil menambahkan kapal berkapasitas 120 Mega Watt (MW) yang beranjak dari pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Jakarta Utara ke Amurang Minahasa Selatan itu,saat ini masih berada di laut Balikpapan. Baringin mengatakan, setelah dilepas oleh Presiden RI Joko Widodo 8 Desember lalu, kapal tersebut akan bergerak pada tanggal 12 Desember menuju Teluk Amurang setelah menyelesaikan masalah administrasi. Diperkirakan kapal akan tiba pada tanggal 23 Desember.
Menurut dia, program ini merupakan salah satu upaya PLN untuk memperkuat pasokan listrik dibeberapa lokasi Indonesia seperti Sulut dan Gorontalo (Sulutgo) yang terhubung dengan sistem interkoneksi kelistrikan 150 kilo Volt (kV) Sulutgo.
“MVPP buatan tahun 2014 ini disewa PLN selama jangka waktu 5 tahun yang datang dari Turki. Namun penyewaan ini bukan pada kapalnya namun lebih ke energinya,” Katanya sembari menambahkan, beberapa keunggulan MVPP diantaranya yakni menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, kemudahan relokasi (hanya perlu waktu 3-4 minggu) sehingga dapat fleksibel memenuhi kebutuhan listrik di suatu daerah yang kekurangan listrik seperti Sulutgo.
Sementara itu kata Baringin, untuk daerah di Sulut yang intensitas pemadam cukup tinggi seperti di daerah Minahasa Tenggara dan hampir seluruh wilayah Bolmong, pihaknya akan mengupayakan dengan menambah jaringan, sedangkan solusi untuk pemerataan kebutuhan arus listrik, dia meminta pelaku industri khususnya perhotelan untuk mematikan arus listrik yang tidak dimanfaatkan,” Meskipun oleh negara dituntut agar PLN berpikir ekonomi,namun soal keberpihakkan kepada masyarakat dan pelanggan juga harus tetap dikedepankan dan menjadi skala prioritas,” ungkapnya dengan menegaskan bukti keberpihakkan kepada masyarakat adalah masih adanya layanan sambungan daya 450 rumah penduduk.
Disamping upaya jangka pendek, pendetakan dengan pemerintah daerah dan pihak DPRD Propinsi Sulut terkait dengan regulasi, untuk saat ini rencana strategis hingga periode 10 tahun kedepan, semuanya telah tertata.” Jika semua rencana pembangunan pembangkit listrik itu terlaksana sesuai dengan rencana dan volune , maka lima tahun Sulut bakal menekan angka defisit arus listrik,” tegas Baringin.(Gina/Nando)