Manado, Barometersulut.com- Bukan Lip Service apa yang digembar-gemborkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara. Terbukti hingga saat ini upaya menekan stunting terus dilakukan bersama Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) hingga terdata 12 persen diakhir tahun.
“Program penurunan stunting jalan terus, tim percepatan penurunan stunting akan lebih massif lagi menggelar acara di kabupaten dan kota,” kata Wakil Gubernur Steven Kandouw, Jumat (24/3).
Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kandouw mengatakan, secara ‘de facto’ terjadi penurunan, akan tetapi prevalensinya masih ada.
“Kita akan melaksanakan kegiatan secara bersama di Kabupaten Bolaang Mongondow dalam bentuk Safari Stunting,” ujarnya.
Wakil Gubernur Sulut mengatakan, upaya penurunan stunting pada tahun ini akan lebih bagus lagi dibanding tahun kemarin.
“Pak Presiden selalu memonitor dua hal dalam setiap rapat koordinasi yaitu inflasi dan stunting. Kita tidak boleh lalai, BBKBN akan terus berkoordinasi tentang upaya penurunan stunting,” ujarnya.
Kepala BKKBN Perwakilan Sulut, Diano T Tandaju mengatakan, sinergitas dengan pemerintah provinsi dalam penurunan angka stunting di daerah terus terbangun dan berjalan bersinergi.
Safari Stunting akan diawali dari Kabupaten Bolaang Mongondow Timur karena di daerah tersebut kenaikannya di tahun 2022 sebesar 30 persen, setelah itu di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan provinsi.
“Ke depan kami berharap angka stunting Sulut boleh turun cepat menyaingi Bali yang sudah 14 persen. Kami juga optimistis ikut bergabungnya TNI untuk membantu di akhir tahun 2023 angka stunting Sulut mencapai 12 persen,” katanya menambahkan.
Diketahui, angka stunting provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut sebagaimana hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 20,5 persen.(nando)