Jakarta, BAROMETERSULUT.com–Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, SE mengucapkan selamat atas gelar Kehormatan Profesor Tidak Tetap kepada Prof. Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri oleh Universitas Pertahanan RI, Orasi ilmiah sekaligus acara pengukuhan itu dilaksanakan di Kampus Bela Negara, IPSC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021).
“Saya Joune J.E Ganda, S.E , Bupati Minahasa Utara / Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut mengucapkan selamat atas Penganugerahan Gelar Profesor Kehormatan kepada Prof. Dr. (H.C) Hj. Megawati Soekarnoputri Presiden Ke-5 Republik Indonesia / Ketua Umum PDI PERJUANGAN , dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia.” ujar Joune Ganda kepada media ini, Sabtu(12/6/2021).
“Selamat kepada Ibu Megawati Soekarnoputri atas gelar ini, Sebagai kader pemimpin yang lahir dan besar di PDI Perjuangan, saya pribadi bangga atas penyadangan ini, sekaligus menjadikan ini motivasi untuk menjadi pemimpin yang melahirkan karya besar bagi rakyat, “ujar Joune Ganda kepada media ini, Sabtu(12/6/2021.
Menurut Joune Ganda, Penganugerahan Gelar ini adalah penghargaan atas keberhasilan menangani konflik sosial dan krisis multidimensi pada masa pemerintahannya.
Joune menuturkan, Sebagai Presiden perempuan pertama di Indonesia, Ibu Megawati Soekarnoputri telah membawa Indonesia untuk pertama kalinya menggelar Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden secara langsung.
” Selamat kepada Ibu Megawati Soekarnoputri atas gelar akademik tertinggi dan membanggakan ini, Sebagai kader pemimpin yang lahir dan besar di PDI Perjuangan, saya pribadi bangga dan sekaligus akan menjadikan hal ini sebagai motivasi untuk menjadi pemimpin yang melahirkan karya besar bangsa dan kemaslahatan bagi rakyat dan serta politikus yang besar “ujar tandas Joune Ganda
Presiden Republik Indonesia Ke-5
Megawati menyandang gelar profesor bidang ilmu kepemimpinan strategi itu,
sesuai surat keputusan Mendikbud-Ristek Nomor 33231/mpk.a/kp.05.00/2021 tentang pengangkatan dalam jabatan akademik dosen tidak tetap yang memutuskan dan menetapkan dosen tidak tetap atas nama Megawati Soekarnoputri.

“Terhitung mulai 1 Juni 2021 diangkat dalam jabatan profesor dalam ilmu kepemimpinan strategi,” ungkap Sekretaris Senat Akademik Unhan hari ini, yang membacakan surat keputusan dari Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim.
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI Prof Amarulla Octavian kemudian memasangkan toga dan memberikan map berwarna merah.
Di dalam pidato sambutannya, Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Prof Amarulla Octavian mengaku kagum lantaran Mega adalah perempuan pertama di dunia yang berhasil menempati posisi wakil presiden pada periode 1999 – 2002. Lalu, ia juga berhasil duduk sebagai presiden pada periode 2002 – 2004.
Bila merujuk ke sejarahnya, Mega ketika itu naik sebagai presiden melalui proses menggantikan Abdurrahman Wahid yang dilengserkan di sidang istimewa. Mega pernah berlaga mengikuti pilpres yang dipilih oleh rakyat secara langsung dengan berpasangan bersama Prabowo Subianto pada 2009, namun kalah.
“Di kalangan pemimpin dunia belum ada seorang perempuan dapat menjabat berturut-turut sebagai wakil presiden lalu presiden. Sejarah juga mencatat jarang seorang presiden adalah putri dari presiden sebelumnya,” kata Amarulla yang diikuti tepuk tangan hadirin.
Ia mengatakan, Unhan menilai Mega sebagai pemimpin yang sukses membawa Indonesia keluar dari masa-masa sulit pada 1998. Amarulla juga menyinggung penghargaan gelar doktor honoris causa yang pernah diterima Mega dari beberapa kampus di dalam dan di luar negeri, semakin mengukuhkan fakta bahwa ia layak diberi gelar guru besar tidak tetap oleh Unhan.
“Itu merupakan bukti pengakuan akademik atas kepakaran beliau dalam kepemimpinan strategis yang juga terkait bidang pertahanan,” tutur dia lagi.
Amarulla juga sempat menyinggung bahwa selama memimpin, Mega dianggap telah menggunakan Pancasila secara konsisten dalam membangun Indonesia. “Beliau juga menggunakan Pancasila sebagai landasan bagi pembuatan kebijakan negara,” kata dia.
Ketika Mega masih memimpin, Pancasila disebut-sebut digunakan sebagai sistem nilai dan pedoman kehidupan bernegara.
“Yang terpenting juga bagaimana menjadikan Pancasila sebagai dasar haluan pembangunan negara guna mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, ekonomi, dan berkebudayaan,” ujarnya.
Menurut Unhan, tidak bisa sembarang kampus memberikan gelar guru besar tidak tetap. Kampus tersebut harus memiliki akreditasi A.
Menurut Prof. Amarulla Octavian, Unhan RI mencatat keberhasilan Megawati Soekarnoputri selama menjabat sebagai presiden dan dalam menuntaskan konflik sosial, antara lain: penyelesaian konflik Ambon, penyelesaian konflik Poso serta pemulihan pariwisata pasca Bom Bali.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mendapatkan ucapan terima kasih dari Ketua Umum PDI Perjuangan saat mengawali orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., dan juga kepada Menteri Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Prabowo Subianto Djojohadikusumo atas kepercayaan yang diberikan kepada saya,” kata Megawati.
“Pemberian gelar Profesor Kehormatan, Guru Besar tidak Tetap, dari Universitas Pertahanan ini saya terima dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab bagi pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia, terutama di dalam memperkuat tradisi intelektual di dalam seluruh aspek kehidupan,” tegas anak Sulung mendiang mantan Presiden RI Pertama Ir.Soekarno dan ibunda tercinta dari ketua DPR DR.(H.C). RI Puan Maharani itu.(nando)