Kuasai Materi dan Masalah Minut, JG-KWL Kuasai Panggung Debat Publik Tahap Pertama

MINUT, ,BAROMETERSULUT.com- Debat publik pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara (Minut) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minut Kamis (12/11/2020) dikuasai pasangan calon nomor urut 2.
Joune Ganda-Kevin W Lotulung (JG-KWL) nyaris menyapu bersih seluruh materi pertanyaan baik yang disodorkan oleh panelis maupun saat sesi saling tanya jawab antar sesama paslon.

Naik ke panggung debat dengan menggunakan kameja putih bertuliskan Joune-Kevin dan celana hitam keduanya terlihat sangat elegan dan yang paling siap mengikuti satu tahapan Pilkada tersebut. Debat yang  mengangkat tema Ekonomi Pariwisata, Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kelautan dilahap habis Joune-Kevin.

Saat menjawab pertanyaan paslon nomor urut 3 terkait rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH). Menurut Calon Bupati yang didukung mayoritas partai politik itu jika dilihat Kabupaten Minahasa Utara memiliki ketersediaan ruang terbuka hijau yang sangat luas. Sehingga menurut JG-KWL Minut belum akan fokus ke hal tersebut. Namun, gagasan JG-KWL adalah menciptakan satu areal ruang terbuka hijau khusus disetiap Kecamatan yang disitu nanti akan menjadi tempat berkumpulnya dan menjadi tempat beraktifitas masyarakat yang ada disekitar.

“Berbicara RTH apabila tempat-tempat tersebut adalah sudah merupakan satu kota. Sementara Minut sangat luas wilayah ruang terbuka hijaunya. Tetapi RTH ini kita bisa alih fungsikan dalam tanda kutip menjadi tempat rekreasi. Sehingga masyarakat bisa berkumpul disitu, aspek sosial bisa dapat disitu dan tentunya dengan mengedepankan protokol kesehatan. Hal itu yang akan kami lakukan jika diperkenankan dan dipercayakan menjadi Bupati dan Wakil Bupati,”urai Joune Ganda dengan lugas.

Baca juga:  Kebakaran di Calaca Hanguskan Puluhan Bangunan

Sementara itu, saat menjawab pertanyaan dari calon Bupati nomor urut 1 terkait dampak lingkungan dari pembangunan. Menurut Calon Bupati nomor urut 2 Joune Ganda, dalam setiap pembangunan sudah pasti akan ada dampak lingkungannya. Kata JG akan tetapi setiap pembangunan harus mengikuti syarat-syarat analisis dampak lingkungan (Amdal).

“Disamping Amdal juga Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) juga harus kita perhatikan. Agar supaya penempatan pembangunan yang dilakukan tidak menyalahi aturan. Karena setiap RTRW yang dibuat tentunya sudah melewati pertimbangan terhadap dampak kerusakan lingkungan jika dilakukan pembangunan di tempat tersebut,”tandas JG.

Sementara itu, Calon Wakil Bupati Kevin W Lotulung (KWL) saat menjawab pertanyaan paslon nomor urut 3 terkait masalah pertanian khususnya kelapa yang harganya anjlok. Kevin mengatakan, pihaknya akan memberikan edukasi kepada masyarakat. Jangan hanya terfokus pada koperanya saja, melainkan produk-produk turunannya yang saat ini sangat dibutuhkan pasar dunia.

“Turunannya bisa digunakan atau dijual, seperti dagingnya, kulitnya, bahkan arangnya dapat menjadi briket dan lainnya. Intinya JG-KWL akan mengedukasi masyarakat. Bahwa kelapa ini banyak sekali manfaatnya dan pemerintah akan mendukung itu dari berbagai sisi, seperti modal usaha dan bentuk suport lainnya,”tandas KWL.

Baca juga:  Fraksi PDIP Deprov Sulut Dukung Penguatan KPK

Menjaga stabilitas inflasi menjadi sasaran Pasangan Calon nomor urut 2 Pilkada Minut Joune Ganda dan Kevin William Lotulung (JG-KWL), dalam momen debat pertama kandidat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minut, Kamis (12/11/2020) di Sutanraja Hotel.
Paslon JG-KWL yang dikenal dengan jargon Harapan Baru memberikan solusi terkait bagaimana menjaga stabilitas inflasi yang ada di Minut. Bahkan, dengan percaya diri Cabup Joune Ganda menyampaikan pertanyaan bagaimana menjaga stabilitas inflasi di suatu daerah?  Namun pertanyaan yang diberikan kepada calon lain, tidak mampu dijawab  secara detail dan tak sesuai harapan.

Bagi pasangan JG-KWL, stabilitas inflasi di suatu daerah itu sangat penting.
“Stabilitas inflasi di suatu daerah itu sangat penting, karena itu terkait kemampuan masyarakat terhadap daya beli, kemampuan masyarakat terhadap penghasilannya, kalau dia tidak mampu membeli sesuai penghasilannya berarti belum bisa dikategorikan masyarakat pra sejahtera. Nah, ini yang dimaksudkan kita harus mampu mengontrol inflasi tersebut, cara kontrolnya dengan menjaga supply dan demand, contohnya jika permintaan masyarakat seratus, produksi kita harus lebih dari itu,” ungkap Joune Ganda, yang terlihat menguasai tema ekonomi dalam debat pertama tersebut.(adve)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *