JAKARTA, BAROMETERSULUT.com-kabar duka kembali diterima oleh Pemerintah dan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) kembali berduka, salah seorang Tokoh masyarakat yakni Benny Tengker ” Tonaas Tua Wangko Papendangan” meninggal dunia, Jumat (28/8/2020) sekitar pukul 12.55 WIB di Jakarta.

Atas kepergian salah seorang tokoh terbaik asal Sulut ini, Joune Ganda bersama istri tercinta Rizya Ganda Davega melayat ke rumah duka Benny Tengker disemayamkan.

Kepada media ini Menurut Joune Ganda, menjadi satu fakta dan harus di akui, bahwa almarhun Benny Tengker salah seorang tokoh masyarakat Kawanua yang banyak peduli dan membaktikan dirinya bagi dunia pendidikan, pelestarian budaya serta nilai-nilai luhur leluhur wilayah Minahasa dan Sulut pada umumnya.

Joune Ganda menuturkan, bentuk kepedulian dan keberpihakkan serta sumbangsi pemikiran almarhum Benny Tengker dalam bidang pendidikan dan pelestarian budaya, banyak tercermin dalam kehidupan keseharian antara lain melalui yayasan pendidikan miliknya yakni ASMI dan lewat keterlibatan dalam organisasi masyarakat yakni selaku Ketua Umum KKK hingga akhir hayatnya.
“Bagi saya pribadi sosok almarhum pak Benny Tengker telah banyak berkontribusi baik moril dan materil serta gagasan besar bagi kemajuan dunia pendidikan dan upaya nyata untuk pelestarian budaya dan nilai-nilai luhur nenek moyang kita.”kata Calon Bupati Minut itu sambil menambahkan bahwa sebagai warga Kawanua merasa sangat bangga ketokohan almarhum Benny Tengker yang banyak mendapatkan penghargaan dari pemerintah termasuk penghargaan dari Presiden RI.
Dalam lawatan ke rumah duka itu, kepada anak almarhum Angelica Tengker Joune Ganda menyatakan bahwa keluarga besar Ganda-Davega menyatakan duka mendalam atas meninggalnya salah seorang tokoh besar Kawanua Almarhun Benny Tengker dan berdoa kirannya keluarga yang ditinggalkan mendapat penghiburan yang sejati dari Tuhan Yesus Kristus.
Sekedar di ketahui, berkat kepedulian dan konsep besarnya dalam dunia pendidikan, Almarhum Benny Tengker pada ajang Festival Pinawetengan 7 Juli 2013, bertempat di Institut Seni Budaya Sulawesi Utara dianugerahi gelar adat Tona’as Tua Wangko Papendangan atau Tona’as Pendidikan Tinggi.(nando)