Pemerintah Libanon Beri Waktu 4 Hari Komite Investigasi Selidiki Pelaku Ledakkan

BAROMETERSULUT.com – Pemerintah Libanon memberikan tenggat waktu selama empat hari kepada “komite investigasi” untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas ledakan di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8) petang lalu.

Menteri Luar Negeri Libanon, Charbel Wehbe dalam wawancara dengan radio Prancis, radio Europe 1 pada Kamis (6/8) menyampaikan hal tersebut.

“Pagi ini kami mengambil keputusan untuk membentuk panitia investigasi, dalam waktu maksimal empat hari (mereka) harus memberikan laporan rinci tentang pertanggungjawaban (ledakan). Akan ada putusan pengadilan,” ungkap Wehbe dalam wawancara seperti mengutip AFP.

“Ini (kejadian) serius, dan kami menganggapnya serius. Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan kelalaian yang mengerikan ini akan dihukum oleh komite hakim,” ucapnya menambahkan.

Wehbe mengatakan bahwa pemerintah Libanon akan melakukan penyelidikan serius untuk mencari pelaku dan penyebab utama ledakan dahsyat tersebut.

Ia mengatakan pemerintah hingga saat ini masih menduga bahwa penyebab ledakan karena kecelakaan di gudang yang menyimpan amonium nitrat.

“(Ledakan) itu adalah kecelakaan.. laporan awal menunjukkan itu karena salah urus produk bahan peledak. Ini adalah pengabaian yang sangat serius yang berlangsung selama enam tahun terakhir,” ucapnya mengacu pada pabrik yang telah menyimpan bahan kimia sejak 2013.

Human Rights Watch (HRW) mendukung langkah pemerintah Libanon untuk melakukan penyelidikan demi mengungkap penyebab dan pelaku terjadinya ledakan dahsyat.

“Penyelidikan independen dengan melibatkan ahli internasional adalah cara terbaik untuk memberikan keadilan bagi korban ledakan,” kata HRW.

Sejauh ini laporan awal menggungkap ledakan dahsyat terjadi di gudang yang menyimpan amonium nitrat. Namun mantan agen CIA, Rober Baer menduga ada bahan kimia lain yang tersimpan di gudang tersebut hingga bisa memicu ledakan besar.

“Itu jelas merupakan ledakan militer, bukan semata dari amonium nitrat. Anda melihat bola oranye (dari api), dan itu jelas, seperti saya katakan adalah sebuah peledak militer,” jelas Baer seperti mengutip CNN.

Sejauh ini korban tewas akibat ledakan dilaporkan mencapai 137 orang, puluhan orang dilaporkan hilang, dan 5.000 orang terluka. Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.

(*/yayi)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari BAROMETER SULU di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP
Baca juga:  Kapolda Sulut Tinjau Vaksinasi Serentak di SD Negeri 69 Manado

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *