MANADO,Barometersulut.com-Sistem administrasi keuangan Rumah Sakit milik Yayasan GMIM Pancaran Kasih Manado,kembali kecolongan dan menuai kritik pedas dari warga dan Pasien,Pasalnya pihak RS Pancaran Kasih terkesan”kecolongan”telah melakukan penagihan jasa laboratorium atas nama pasien rawat inap di Pavilium Hanna II C atas nama RS(28)warga Manado,Selasa(6/12/2016).
Kejadian kecolongan dan kekeliruan tersebut terjadi dan diketahui pada saat pasien RS telah diperbolekkan untuk keluar Rumah Sakit,dimana pihak Rumah Sakit tersebut menerbitkan rincian tagihan jasa perawatan yang terdiri dari dua berkas,yakni kwitansi pembayaran pasien rawat inap senilao Rp.1.625.000,-dan tagihan pembayaran pemeriksaan laboratorium klinik sebanyak Rp.1.510.000,-(sebanyak 4 lembar kwitansi,red).
Ketika hendak menyelesaikan pembayaran biaya perawatan laboratorium,keluarga pasien memeriksa satu persatu item dsn nilai tagihan kwitansi,ternyata kwitansi tagihan dengan nomor registrasi L16120100229 senilai Rp.145.000(seratus empat puluh lima ribu rupiah) adalah biaya laboratorium Hermatologi Lengkap dan Urine lengkap yang telah dilunasi oleh pasien sesuai kwitansi nomor registrasi yang sama tertanggal 1 Desember 2016(tertera tanda tangan penerima dan cap LUNAS).
Ironisnya,ketika hal ini ditanyakan oleh keluarga pasien,baik petugas laboratorium dan petugas dipavilium Hanna saling lempar tanggung jawab.
Selain tagihan laboratorium yang double,keluarga pasien yang bersangkutan juga mengkomplain adanya pencantuman biaya VISITE Dokter senilai Rp.60 ribu pada rincian tagihan,padahal faktanya pada tanggal 6 Desember 2016,dokter yang bersangkutan tidak melakukan pemeriksaan terhadap pasien tapi hanya pasien lain dalam kamar kelas II c tersebut.Ketika hal ini diklarifikasi kepada bagian keuangan mengatakan bahwa pencantuman item biaya itu atas report dari ruangan tempat pasien dirawat.
Disamping soal manajemen administrasi keuangan,keberadaan dari soal layanan/tindakan medis yang belum sepenuhnya berdasarkan Standar Operasioanal Prosedure(SOP),seperti perlunya perawat mencermarti,memantau atau melihat proses tindakan medis yang sedang diberikan kepada pasien,seperti mengecek kondisi cairan infus(kebanyakan pasien yang datang melapor kalau cairan infus bermasalah yakni habis dan tersumbat,red).Selain hal teknis,pasien juga mengeluhkan adannya penerbitan resep obat yang jenis obatnya sama dan jumlah yang banyak(misalnya cairan,red).
Kondisi lain yang banyak dikeluhkan para pasien adalah kondisi kebersihan, sarana sanitasi dan ketersediaan air bersih untuk kebutuhan pendukung sarana Toilet.
Ketika dikonfirmasi,Direktur utama RS Pancaran Kasih yang diwakili Wakil Direktur dr Jein Pangerapan didampingi Kepala Tata Usaha RS Pancaran Kasih kepada Barometersulut.com Rabu(7/12/2016) kaget dan berang atas keteledoran staf bagian laboratorium dan bagian perawatan di Pavilium Hanna II C.”Ini soal fatal dan harusnya tidak terjadi di era teknologi canggih saat ini,dan saya yakin ini karen human error.”tegas dr Jein dengan berang sambil diamini oleh kepala TU setempat.
Jein menegaskan,pada prinsipnya kesalahan ini tidak pernah dibayangkan apalagi disengaja,sebab katanya seluruh transaksi dilakukan secara komputerisasi dan terinput secara otomatis.”Saya heran kenapa ini bisa terjadi,apagunanya sistem komputerisasi yang digunakan,lain hal jika masih dilakukan secara manual”ungkapnya.
Dia menambahkan,mesti hal ini diluar unsur kesengajaan,namun bukan berarti kejadian ini dianggap biasa dan didiamkan.”Ini masalah serius,saya akan melaporkan kepada manajamen dan akan melakukan rapat lengkap dengan seluruh bagian yang ada di rumah sakit ini,dengan harapan agar kejadian yang berpotensi merugikan pasien ini tidak terulang kembali serta menjadi satu alasan penyempurnaan tata kelolah teknis dan administrasi yang ada.”tandaa Jein sambil menegaskan atas nama manajemen RS Pancaran Kasih meminta maaf atas dan menyayangkan kejadian tersebut diatas.
Sebagai tindak lanjut informasi dan komplain terhadap tata kelolah RS Pancaran Kasih yakni soal administrasi keuangan,kebersihan,sarana air bersih dan sanitasi yang memadai,Wakil Direktur dan Kepala TU pada saat itu langsung memanggil dan mewarning penanggung jawab laboratorium,kepala ruangan Hana II c,petugas kebersihan dan sanitasi serta penanggung jawab keuangan.”Kejadian ini menjadi catatan penting bagi manajemen,dengan harapan hal ini jangan terjadi lagi.”tandas kedua petinggi RS Pancaran Kasih itu sambil menegaskan besok(Kamis 8/12/2016)bakal melakukan rapat manajemen sebagai respon dan tindak lanjut perbaikan tata kelolah teknis dan administrasi rumah sakit milik yayasan GMIM itu.(Nando).