Opa Machlik Akui Sering Dengar “Pasukan Berbaris” Malam Hari

img_20161109_223122BAROMETERSULUT.COM,Manado-Keberadaan lokasi Taman Makam Pahlawan(TMP)Kairagi Manado,saat ini terlihat bersih,rapih dan tenang layaknya kawasan pekuburan bagi para pahlawan kusuma bangsa.

Machlik Laonga(70),kepada Barometersulut.com Rabu(9/11/2016) mengatakan,sejak tahun 1973 atau 43 tahun silam dia telah mengabdikan diri sebagai petugas penjaga TMP Manado bersama sembilan orang rekannya.”Saya masuk kota Manado tahun 1967 silam,dan pada tahun 1973 diterima sebagai tenaga lepas di Kantor Dinas Sosial Provinsi Sulut hingga saat ini.”ujar ayah lima orang anak itu.

Opa Malik,sapaan akrab pria lansia asal kota Kendari (Sulawesi Tenggara) itu mengatakan,TMP Kairagi merupakan pindahan TMP Sario pada tahun 1968,dimana saat ini ada sebanyak 298 makam pahlawan beragama Nasrani dan Hindu dan 265 yang beragama Islam dengan luas lokasi seluas 4,5 hektar.”TMP ini dipindah dari Sario pada tahun 1968.”ujar suami dari Bece Rondonuwu.

Dia menjelaskan,saat ini TMP Kairagi yang diresmikan pada tanggal 1 April 1969,dimana dalam prasasti peresmian tertulis dua nama petinggi militer saat itu atas nama Raja Sulut masing-masing:
– Mayjen Kaharoedin Nasution(Pangdam
XIII/Merdeka.
– Brigjen H.V.Worang Gubernur KDH Sulut

Menurutnya,selama 43 tahun silam bertugas menjaga keamanan TMP Kairagi itu,mereka bersepuluh orang mendapat dua klasifikasi honor,yakni bagi yang terdaftar pada Dinsos Provinsi Sulut menerima honor Rp.2,4 juta,sementara yang tercatat honor pusat hanya menerima honor sebanyak Rp.700 ribu rupiah.”Selama satu bulan kami hanya menerima honor yang telah ditetapkan oleh pemerintah,saya tinggal didalam kompleks TMP bersama keluarga.”ungkapnya sambil menambahkan kadang mendapat pemberian sejumlah uang sebagai ungkapan terima kasih dari para peziarah.

Ketika ditanyakan soal situasi kompleks TMP yang konon sering terjadi”keanehan”dan cerita yang menyeramkan.Opa Machlik mengatakan bahwa hal itu ada seperti layaknya TMP lainnya,dimana kata dia setiap akan ada pemakaman selalu terjadi hal-hal yang tidak wajar,seperti adanya hentakkan sepatu tentara yang berbaris dikawasan lokasi TMP,ada burung yang berkicau tiba-tiba pada malam hari,ada anjing yang menggongong panjang serta bermimpi aneh.”Jika keadaan aneh itu terjadi,pasti satu atau tiga hari akan ada pemakaman di TMP.”tandasnya sambil menambahkan suasana menakutkan itu seakan telah menyatu bersama dia selama berdinas 43 tahun sebagai penjaga sebanyak 563 pusara para kusuma bangsa yang gugur dengan beragam masa dan kondisi.

Saat ini,dari ratusan pusara para pahlawan yang berdiri tegak,rapi dan berwarna putih itu,pusara tertua adalah makam almarhum Mayor Sualang.JP(ex.KDM Sulut yang dimakamkan pada tahun 1959 dan pusara terbaru adalah makam dari Bryan Theophan Tatontos(AKP.Anumerta),yang wafat dalam operasi kepolisian di Kabupaten Poso dan dimakamkan pada tahun 2015 silam.(Regina Sambul)

Pos terkait